HARIANRIAU.CO - Kepala stasiun Geofisika Padangpanjang- koordinator MKG Sumbar, Irwan Slamet menjelaskan Provinsi Riau tidak memiliki potensi gempa besar seperti daerah lain di tanah air karena berada di wilayah bagian Timur.
Menurutnya, potensi gempa besar tersebut berada di Sumatera bagian barat misalnya Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Kepulauan Mentawai yang merupakan jalur patahan utama.
Di bagian Timur, gempanya kecil-kecil yang disebabkan oleh aktivitas sesar atau patahan lokal dirasakan satu atau dua kecamatan saja. "Untuk di Sumatera bagian Timur gempanya tidak besar karena yang di sebelah Timur itu ditimbulkan oleh patahan-patahan sekunder. Berbeda dengan yang di Barat," katanya, Kamis (16/1/2020).
Dijelaskannya seperti gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau pada Sabtu (11/1/2020) lalu berkekuatan Magnitudo 4,3. Gempa tersebut disebabkan oleh adanya patahan lokal dan dangkal. Diperkirakan tidak ada gempa susulan dan ancaman lain.
Patahan lokal itu akan menyebabkan gempa di bawah 5 atau 6 Skala Richter. Gempa tersebut tidak diikuti oleh gempa susulan dalam fase yang panjang atau banyak.
"Biasanya gempa oleh patahan lokal itu tidak besar dan biasanya dibawah 6 SR," ungkapnya.
Gempa dangkal akibat aktivitas sesar atau patahan lokal bisa dirasakan oleh masyarakat di daerah tersebut.
Lebih lanjut dijelaskannya, biasa gempa tersebut tidak diikuti oleh gempa susulan dalam fase yang panjang atau banyak. Paling hanya terjadi gempa satu atau dua kali saja. Kalau yang terjadi patahan utama maka akan terjadi gempa besar dan diikuti dengan gempa susulan yang rentetannya panjang.
"Kalau gempa yang di Inhil itu merupakan patahan lokal sehingga gempa susulannya tidak banyak, paling cuma satu atau dua, bahkan tidak ada. Kalaupun ada susulannya itu berskala kecil. Dan beberapa tahun lagi baru akan terjadi kembali. Tidak dalam skala pelepasan energi besar. Jadi tidak meluaslah efeknya," ucapnya.
sumber: mediacenter.riau.go.id
.jpeg)
