HARIANRIAU.CO, PEKANBARU - Kepala Dispertanak Provinsi Riau, Askardiya R Patrianov menjelaskan ada tiga kunci yang harus dan wajib dilakukan petugas dalam pemotongan hewan kurban.
"Yang pertama ternak yang akan dipotong harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu seperti surat keterangan kesehatannya, lalu setelah dipotong juga harus dicek kembali," ujar Patrinov seperti dilansir halloriau Selasa (6/9/2016).
Dia melanjutkan, Prinsip kedua adalah jangan memakai plastik berwarna hitam untuk dipakai sebagai tempat daging kurban. Hal ini karena plastik hitam mengandung Residu kimia yang sangat tinggi dan bisa merusak protein pada daging.
"Jangan sampai pakai plastik warna hitam, residu kimianya sangat tinggih. Daging itu kan masih basah dan mengandung darah, dia akan lengket ke plastik, secara otomotis protein yang terkandung dalam daging tersebut akan diserap oleh racun yang terdapat didalam kantong plastik tersebut. Jadi jangan sampai plastik hitam," paparnya.
Kemudian Ia menjelaskan kunci ketiga yaitu tidak boleh mencampurkan jeroan merah dan jeroan hijau dengan daging. Itu sudah merupakan standar.
"Jeroan merah itu kan jantung, hati, paru-paru dan limpa. Jeroan hijau saluran pencernaan, lambung dan usus, itu kan kotor jadi tidak boleh dicampur dengan daging," terangnya.
Selain itu Ia juga menjelaskan bahwa hewan yang akan dipotong tidak boleh dipaksa minum banyak-banyak karena
akan menyebakan kelongsongan. Dan hasil daging potongannya mengandung banyak air serta cepat busuk.
"Ini malah akan mempercepat pembusukan pada daging tersebut, karena dia akan mengandung banyak air," pungkasnya.
.jpeg)
