Cabai Merah di Bengkalis Alami Kenaikan

Cabai Merah di Bengkalis Alami Kenaikan

HARIANRIAU.CO, BENGKALIS - Sejumlah ibu-ibu rumah tangga, Selasa (7/9) dibuat kaget. Bagaimana tidak, baru beberapa hari mereka dikejutkan kenaikan harga cabe merah menjai Rp 58 ribu, pagi kemarin bumbu penyedap masakan itu kembali melambung menjadi Rp 80 ribu/kg.

Padahal, sekitar tiga minggu terakhir harga “si Pedas” berada dilevel Rp 35 ribu hingga Rp 3 ribu saja.

Pantauan di pasar Terubuk Bengkalis, pagi Selasa (7/9), sejumlah ibu-ibu yang berbelanja di pasar tradisional tersebut tidak lagi sibuk ‘mengunjingkan’ mahalnya harga bawang merah seperti terjadi beberapa bulan tarakhir tapi berganti topik ke cabe merah.

“Kenaikannya luar biasa, harga se-mahal ini memang pernah terjadi beberapa tahun lalu, ketika itu memang ada bencana alam, sehingga mempengaruhi hasil produksi dan sulitnya distribusi. Tapi sekarang ini kita tak tahu pasti apa penyebabnya,” ujar Meri salah seorang warga saat ditemui di pasar Terubuk Bengkalis.

Sebagai bahan pokok untuk bumbu dapur, sejumlah ibu-ibu rumah tangga tidak bisa mengelak, mereka harus tetap membeli kendati dengam harga selangit. “Ya harus bagaimana lagi, apa rasanya kalau makan tak pakai cabe,” sebut Ana pula.

Sementara itu salah seorang penjual sayur mayur di pasar Terubuk Bengkalis, Ujang (43), saat dimintai penjelasannya terkait tingginya harga cabe merah mengatakan, dirinya juga mengaku tidak tahu apa persoalannya, hanya kabar yang diterima saat ini hasil produksi cabe para petani di Bukit Tinggi dan beberapa daerah lain sedang menurun.

“Kabarnya seperti itu bang, hasil produksi etani yang anjlok, makanya harganya naik. Kami aja beli di sana (Bukit Tinggi, red) Rp 65 ribu perkilonya, makanya di sini kita jual Rp 70 ribu dan ada yang Rp 80 ribu,” papar Ujang.

Masih menurut Ujang, saat pagi tadi dirinya dan beberapa penjual cabe merah masih menjual Rp 68 ribu hingga Rp 75 ribu, namun menjelang siang harganya naik sehingga ada yang menjual Rp 80 ribu, karena stok cabe hampir hambis.

“Biasanya saya dapat kiriman beberapa kotak, tapi kemarin hanya dua kotak saja, itupun sudah habis,” ujarnya lagi seperti dilansir bengkalisone.

Kondisi pasar Terubuk juga tidak seperti biasanya, tidak terlihat unggukan cabe merah di lapak-lapak para pedagang, yang tinggal hanya satu dua lapak saja. “Kalau sudah hasil produksi yang menurun susah mau distabilkan harganya, ya kita tunggu saja hasil panen berikutnya,” ujar pedagang lainnya

Halaman :

Berita Lainnya

Index