HARIANRIAU.CO - Dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang program pendampingan bagi Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mendorong pergeseran ekonomi dari sektor ekstraktif menuju sektor-sektor yang lebih berkelanjutan, Direktur Center Of Reform On Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam menyebutkan bahwa ada 4 enabler sektor unggulan.
Dijelaskan Piter, program ini telah dimulai sejak bulan Oktober 2019 kini telah memasuki tahap kedua. Rencananya program ini akan berlangsung selama 2 tahun, penjelasan Piter Abdullah Redjalam dalam FGD yang berlangsung di Bellagio Metting Room Hotel Grand Jatra Pekanbaru, Rabu (26/02/2020).
"Daerah-daerah yang bergantung pada komoditas, pertumbuhan ekonominya sangat rentan terhadap perubahan harga komoditas internasional, untuk itu perlu persiapan jika terjadinya pergeseran ekonomi dari sektor ekstraktif menuju sektor unggulan," katanya.
Dr. Piter Abdullah Redjalam menyampaikan sektor unggulan yaitu sektor yang mampu menjadi penggerak utama perekonomian, meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja dan mampu mengurangi angka kemiskinan sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
"Untuk itu sektor unggulan ada di karena adanya 4 enabler sektor unggulan atau faktor pendukungnya, yaitu kondisi yang dibutuhkan dan mendukung pengembangan sektor unggulan," lanjutnya.
Piter Abdullah Redjalam melanjutkan enabler sektor unggulan terdapat 4 faktor yaitu Dimensi Ekonomi, Dimensi keseimbangan, Dimensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan Infrastruktur Wilayah. Jika keempat hal ini sudah terpenuhi inilah yang di sebut dengan sektor unggulan tersebut.
"Harapannya sektor unggulan non-ekstraktif sebagai penggerak utama ekonomi daerah, meningkatkan kapasitas Pemda dalam perencanaan dan pengembangan sektor unggulan, meningkatkan kapasitas Pemda dalam penyusunan dan meningkatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam memantau efektivitas program pengembangan sektor unggulan non-ekstraktif," tutupnya.
sumber: MCRiau
.jpeg)
