Bos BCA Bongkar Rahasia kenapa M-Banking Gampang Dibobol

Bos BCA Bongkar Rahasia kenapa M-Banking Gampang Dibobol
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (Tangkapan Layar Webinar)

HARIANRIAU.CO - Ini peringatan buat anda yang suka mengganti nomor ponsel. Pasalnya penjahat zaman kini dapat dengan mudah membobol rekening bank seseorang hanya dengan nomor ponsel.

Pendapat ini ternyata dibenarkan oleh Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja dalam Webinar bertajuk "Sistem Pembayaran Digital Jadi Jurus Ampuh Saat Pandemi Covid-19 & Masa Depan" pada Kamis (3/9/2020) lalu.

Dalam webinar tersebut, Jahja mengungkap modus pembobolan mobile banking (m-banking) atau internet banking melalui nomor ponsel lama yang tak dipakai lagi.

"Banyak kejadian masyarakat tidak sadar ganti nomor telepon, tetapi nomor telepon lama diabaikan. Kalau tidak menggunakan password ada orang menggunakan nomor itu, password m-banking mudah sekali dijebol," ujar Jahja.

Menurutnya, dalam bertransaksi m-Banking atau internet banking, tidak sedikit nasabah mendaftarkan nomor ponsel lama dan ketika berganti SIM Card, nomor baru tidak daftarkan ke bank. Alhasil ketika bertransaksi one time password (OTP) akan dikirimkan ke nomor lama.

Bila nomor lama tersebut sudah dikuasai oleh para pelaku kejahatan, menurut Jahja, maka mereka bisa menggunakannya untuk membobol rekening bank nasabah.

Sementara itu, pakar keamanan siber, Ruby Alamsyah juga membenarkan hal tersebut, dengan mengatakan aksi ini mungkin terjadi karena nomor ponsel lama yang terkait dengan m-banking tidak dimusnah dengan sempurna, baik dengan mematahkan atau menggunting SIM card. Selain ini aksi itu melibatkan sindikat.

"Setahu saya SIM card yang sudah lama tidak digunakan akan dimatikan operator secara otomatis. Kemudian SIM card tersebut memasuki masa life cycle di mana nomor tersebut tidak diterbitkan untuk pengguna selama beberapa waktu sebelum kembali diaktifkan," ujarnya kepada CNBC Indonesia TV pada Jumat (4/9/2020).

Sebelum memasuki masa non aktif, menurut Ruby, sindikat berhasil mengambil alih nomor ponsel dan mencoba mencoba mencari tahu informasi korban dan mencoba mengakses mobile banking. Biasanya menggunakan trik social distancing atau manipulasi korban agar mau memberikan data ke penjahat.

Sebelumnya, Jahja juga mengimbau nasabah tidak perlu khawatir untuk menggunakan layanan pembayaran digital. Sebab perbankan akan mengganti dana nasabah bila terjadi aksi kejahatan oleh hacker.

"Para pengguna jasa perbankan kalau itu bukan kesalahan Anda, jangan takut bank khususnya BCA akan mengganti dana yang dicuri oleh penjahat atau hacker," ujarnya Jahja.

Namun bila aksi pencurian dana karena kesalahan nasabah bank, maka tidak diganti. Contoh kesalahan yang tidak diganti adalah nasabah memberikan PIN kartu atau mobile banking ke orang lain. PIN mudah ditebak oleh penjahat seperti menggunakan angka 1234 atau huruf ABCDE.

Jahja menambahkan adanya garansi tersebut sebagai salah satu cara BCA untuk memberikan kenyamanan kepada nasabah dalam bertransaksi sehari-hari.

"Masalah hacker, itu tugas kami menjaga keamanan. Seperti bank yang dirampok, itu tanggung jawab bank. Dana nasabah tidak hilang," jelasnya.

Selain itu, Jahja juga meminta kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) agar bisa ada solusi semua data yang terkoneksi dengan nomor lama atau tidak aktif bisa dihapus.

"Perlu diingatkan juga kepada pemegang nomor akan bahaya ini. Jadi perlu sosialisasi bahwa bila ganti nomor semua data dihilangkan terlebih dahulu," tukasnya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index