Technopreneurship: Solusi bagi Pelaku Bisnis Start Up untuk Survive di Tengah Masa Pandemi

Technopreneurship: Solusi bagi Pelaku Bisnis Start Up untuk Survive di Tengah Masa Pandemi

HARIANRIAU.CO - Penguasaan IPTEK merupakan hal yang sangat dibutuhkan di berbagai bidang, tak terkecuali bidang bisnis. Sebagai generasi muda yang hidup di abad 21, penguasaan IPTEK menjadi sebuah keharusan agar bisa survive dengan kemajuan zaman. Dompet Dhuafa Pendidikan mengambil peran memberikan solusi atas permasalahan pengangguran di kalangan intelektual saat ini dengan  mengadakan Inspiraction Career Class (ICC) dengan tema "technopreneur", yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Youth Inspiraction Camp (YIC) 2020 pada Sabtu (26/9).

Kelas technopreneur menjadi wadah bagi penerima manfaat Etos ID menggali ilmu mengenai kiat-kiat membangun bisnis start up berbasis teknologi dari Ivan Ahda, Alumni Program Etos ID, Principal Consultant Maxima Indonesia dan Deputy Director PSPK. Mengawali kegiatan ICC, Ivan mengatakan bahwa "kita mau jadi seorang technopreneur, sociopreneur atau profesi apapun harus kita nikmati perjalanannya, prosesnya."

Pada kesempatan ini, Ivan memberikan beberapa tips bagi founder start up, antara lain launch now, artinya jika sudah punya ide, maka mulailah segera. Kemudian, buatlah sesuatu yang orang lain inginkan, bukan hanya bagus menurut kita. Jangan memvalidasi ide ke teman, juga temukan 90 solusi dari 10 permasalahan. Start up itu ibarat sebuah hipotesa, jadi perlu banyak solusi. Temukan 10-100 customer, bukan hanya dari pihak keluarga atau teman. Satu hal yang perlu kita pahami adalah semua start up akan mengalami jatuh-bangun, maka kita harus siap menghadapinya, dan yang terakhir lakukan develop, juga talk to user.

Masa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku bisnis  start up. Jika dulu kita dipush untuk global. Maka, sekarang yaitu bagaimana kita bisa saling mengkoneksikan yang lokal. Artinya, bagaimana produk lokal bisa berdaya, bahkan bisa mensupply daerah-daerah lain. Banyak peluang untuk menambah value dari barang-barang yang dibuat (create) oleh daerah tertentu.

Terakhir, Ivan menambahkan bahwa ketika kita sudah punya keinginan, maka kita harus langsung start, jangan hanya berakhir di diskusi, tapi juga harus ada networking, karna itu effortnya lebih besar. Mulailah dari hal-hal sederhana dan ubah mindset bahwa kita ini punya aset yang bukan hanya sekedar materi. Teknologi saja tak cukup, tapi juga bagaimana kita membangun keterampilan mengenai hal-hal yang kita lakukan, serta hindari inferior mentality yang dapat menghambat kita dalam proses membangun start up itu sendiri. (gil) 

Halaman :

Berita Lainnya

Index