Pjs Bupati Siak Temui Warga Aceh ,Hidup Di Gubuk Derita Tidak Layak Huni Di Perawang

Pjs Bupati Siak Temui Warga Aceh ,Hidup Di Gubuk Derita Tidak Layak Huni Di Perawang
Pjs Bupati Siak,Indra Agus Lukman saat meninjau Warga Aceh di gubuk derita tak layak Huni diperawang

HARIANRIAU.CO,- Kisah sedih dialami seorang kakek yang hidup sebatang kara dalam sebuah gubuk derita di Perawang.

Kakek ini hidup hanya sebatang kara.Meski ada Persatuan Aceh di Perawang, tapi tidak Pernah Membantu Kakek hidup di gubuk beratap Sampah itu.

Kakek Amani, begitu warga sekitar memanggilnya. Kakek berusia 70 tahun tersebut tinggal di gubuk nestapa berukuran 4x4 meter.

Gubuknya beralamat Kampung Bunut itu, Kecamatan Tualang Sehari-hari, aktivitas Amani saat ini kadang Mencari kara dan membuang sampah sampah orang untuk mencari sesuap nasi setiap hari.

Dikelilingi gubuk Amani tampak oleh semak belukar itu ditumbuhi oleh beberapa pohon sawit yang katanya adalah punya warga sekitar.

"Gubuk yang dihuni Amani, di bangun do tanah bermasalah, dia di tepu salah seorang juragan tanah, tanah yang di beki, ternyata tanah orang lain, yangbdi belinya, dia tinggal gubuk tersebut, karena ia tak ingin menyusahkan anak-anaknya.

Sejak istrinya meninggal, Amani, sudah memulai kehidupan sendiri. Alhasil, Amani, memilih tinggal di pekarangan perkebunan tersebut, guna menyambung sisa hidupnya sejak ditinggal oleh istri tercinta.

Saat ditemui, media pada pekan laku di kediamannya, ia terlihat sedang tertidur pulas. Posisinya menyamping sambil memeluk kardus lusuh. Ia tidur beralaskan beberapa helai sarung.

Pintu gubuknya dibiarkan terbuka.

Tubuh kurusnya bisa terlihat dari jalan menuju gubuk Amani. Di tutupi oleh semak semak berduri.

Mendengar ada tamu yang memanggil, Amani, berusaha untuk bangun. Namun perlahan karena pandangannya sepertinya sudah sedikit kabur karena faktor usia.

"Siapa ya?," katanya sambil berusaha memfokuskan pandangan ke arah pintu.

Setelah sadar dari dongeng tidurnya, ternyata ada beberapa orang yang menghampiri gubuk mininya.

Amani,mengatakan bahwa ia sangat bersemangat apabila ada yang datang ke gubuknya.

Abah juga sempat bercerita bahwa dirinya sangat ingin mempunyai rumah yang layak untuk ditempati. Namun, belum ada bantuan yang hadir untuknya.

Sampai kami bertamu, ia hanya membuatkan saung kecil. Sekedar untuk tempat berteduh dan seadanya.

"Maaf ya Nak, Abah mau bawak masuk, takut ambruk atapnya nanri, ketimpa, Jadi, kita duduknya di luar saja ya," ujar Amani,

Tubuh kurusnya terlihat lemas. Abah mengeluh tatkala semua bagian badannya terasa pegal.

Sambil memegang kaki dan bagian punggung, Abah seperti memperlihatkan beberapa bagian badannya yang sakit.

Abah Amani,mengaku, memang ada bantuan sosial, kadang tidak ada.

Dia mengatakan sangat berharap mendapatkan bantuan tersebut karena sudah mendengar dari para tetangga dan warga.

Katanya, orang yang tidak berhak mendapatkan bantuan. Sementara kehidupan kami yang serba susah seperti ini, tidak mendapatkan tidak mungkin dari pemerintah setempat tidak memberikannya.

Menurut padangan mata, memang banyak sosok dan kriteria seperti Abah Amani yang memang layak mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat.

Abah juga tidak menghilangkan jasa beberapa dermawan yang sempat datang ke gubuknya.

"Mereka ada yang memberi beras, uang untuk berobat dan makanan lainnya. Seperti yang kalian antarkan pada hari ini," ungkapnya.

Sementara itu Pjs Bupati Siak DR Indra Agus Lukman mendapat laporan itu, langsung bergesa gesa menuju rumah warga itu, sehingga PJS dan rombongan sempat tersesat jalan.

Sesampainya di gubuk itu, Pjs bupati Siak sempat bercerita, bahwa akan melakukan koordinasi sama pemerintah Kampung dan kecamatan, kenapa bisa di biarkan seorang kakek hidup di rumah tidak layak huni ini.

Halaman :

Berita Lainnya

Index