Polisi Ungkap Home Industri Jamu Ilegal di Pekanbaru

Polisi Ungkap Home Industri Jamu Ilegal di Pekanbaru
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya beras Kapolsek Tampan Kompol Hotmartua Ambarita saat ekspos ungkap kasus di lokasi Home Industri

HARIANRIAU.CO - Kepolisian Sektor (Polsek) Tampan berhasil mengungkap home industri jamu ilegal, enam orang ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara ini.

Ke enam tersangka ini merupakan pemodal, peracik jamu, pekerja dan supir. Polisi meringkus para pelaku saat sedang bekerja di sebuah rumah yang dijadikan sebagai pabrik di Jalan Garuda Sakti Gang Markisa KM. 3 Kelurahan Air Putih, Tampan.

Adapun tersangka yakni pemodal IT alias Haris (33), peracik EW alias Eko (42), supir DER (30), dan tiga orang pekerja yakni S alias Udin (30), NH alias Hardi (24), DH alias Dudung (38).

Pengungkapan ini berawal dari informasi yang didapatkan polisi bahwa ada dugaan kegiatan produksi dan peredaran sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar kesehatan.

Saat dilakukan penggerebekan, Senin (23/11/2020), polisi menemukan para pelaku tengah memproduksi jamu ilegal, tanpa perlawanan polisi langsung meringkus dan menyita bahan-bahan produksi.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya menyebut bahwa produksi jamu tersebut ntidak memiliki izin perdagangan.

"Juga tidak memenuhi standar dan atau persyaratan keamanan, begitunjuga dengan khasiat natau manfaatnya, tentu ini telah melanggar ketentuan memproduksi dan memperdagangkan barang dan jasa," kata Nandang saat ekpos ungkap kasus di TKP, Jumat (27/11/2020).

Pengakuan tersangka, jelas Nandang, sudah beroperasi sejak 6 bulan belakangan dan sudah 3 bulan aktif beroperasi.

"Peracik ini merupakan mantan karyawan yang dulunya bekerja di pabrik jamu didaerah Jawa Timur, namun pabriknya tutup dia pindah kesini dan dimodali," tukasnya.

Adanya pabrik jamu ilegal ini, lantaran pabrik asli yang berada di Pulau Jawa sudah tutup namun permintaan masih tinggi.

"Ini jamu untuk stamina, diedarkan sebagian besar di wilayah Provinsi Riau, produksi ini karena masih ada permintaan yang begitu banyak," tutup Nandang.

Halaman :

Berita Lainnya

Index