Warga Pertanyakan Pembangunan Drenase Di Kampung Suak Merambai Yang Terkesan Asal Jadi

Warga Pertanyakan Pembangunan Drenase Di Kampung Suak Merambai Yang Terkesan Asal Jadi

HARIANRIAU.CO -  Warga pertanyakan terkait pembangunan Drenase yang ada di dekat Kantor Kampung Suak Merambai, Kecamatan Bungaraya yang terkesan asal jadi, dan diduga kurangnya pengawasan serta kurangnya kualitas pembangunan hingga drenase tersebut banyak yang tambal sulam seperti kurang semen dan lain-lain.

 " Kami sebagai masyarakat tentunya sangat kecewa dengan pembangunan Drenase ini yang terkesan asal jadi. Lihat saja sendiri dilapangan, bangunan ini banyak sekali dijumpai tambal sulam, dan juga diduga kurangnya kualitas pembangunan, sehingga banyak yang kopek-kopek," ungkap Indra, warga Bungaraya kepada awak media Jumat (25/12/2020).Indra jmenyampaikan, ketika ia melihat pembangunan Drenase itu, tidak ada dijumpai plang nama kegiatan, padahal bangunan itu masih dalam pengerjaan atau perehaban.

" Kami cek pembangunan Drenase itu tidak kami jumpai plang nama kegiatan, sehingga diduga seperti proyek siluman. Untuk itu,kami meminta kepada pihak terkait agar bisa memberikan penjelasan kepada publik, berapa jumblah anggaran proyek drenase itu, panjang dan lebarnya berapa, dan mohon, untuk dipasang papan nama itu agar masyarakat mengetahui informasi pembangunan Drenase yang tambal sulam itu yang sebenarnya," harapnya.

 Hal senada disampaikan tokoh masyarakat Kampung Suak Merambai yang enggan disebutkan namanya,ia mengaku kecewa dengan pembangunan Drenase yang terkesan asal jadi itu.

" Kita tengok aja dari jalan, drenase itu dah tak betol, tinggi nya tak sama,diduga pekerjanya  mau enaknya sendiri saja, tak mau mengali parit itu sebelum didrenase dibuat. Untuk itu,pada pihak terkait kami minta untuk betul-betul serius dalam melaksanakan pembangunan dikampung yang kita cintai ini," ujar pria yang terkenal banyak pengalaman dan sebagai pengusaha sukses itu.

 Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Kampung Suak Merambai  Iwan, ketika dikonfirmasi awak media membenarkan bahwa pembangunan Drenase itu memang banyak tambal sulam,karena diduga ada kesalahan teknis  dalam pembuatan Drenase tersebut hingga dirombak kembali.

" Memang iya,kemarin ada sedikit kesalahan terkait drenase itu, sehingga ada perbaikan dan banyak yang ditambal,"jelasnya.

 Ketika ditanya, sebatas mana pengawasan TPK dalam mengerjakan proyek drenase itu, ia menjawab, dirinya tidak terlibat sepenuhnya, dan itu ditangani penghulu langsung.

" Memang saya sebagai TPK,tapi saya tidak dilibatkan sepenuhnya oleh penghulu dalam pembangunan proyek itu (tidak difungsikan)," ungkapnya dengan agak binggung.

 " Untuk anggaran pembangunan Drenase itu sekitar 100 juta lebih, saya kurang tahu persis. Dan tentunya  kalau drenase itu bermasalah mas, saya juga sebagai ketua TPK tidak akan teken SPJnya," imbuhnya.

Pantauan dilapangan, pembangunan drainase itu memang terkesan asal jadi, banyak dijumpai tambal sulam dalam pembangunan tersebut, sehingga masyarakat yang melihat drenase itu merasa ada kejanggalan.

 Sementara itu,Penghulu Kampung Suak Merambai Samsuri ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa pembangunan Drenase itu tak ada masalah,karena pihaknya sudah memperbaiki.

" Tak ada lagi masalah kurasa Bang, karena kemarin kan sudah kita perbaiki berdasarkan arahan dari pihak pendamping dan pihak kecamatan,"jelasnya.

 Ketika ditanya, dalam pembangunan Drenase itu kok banyak tambal sulam itu lantaran apa? Ia menjawab, itu lantaran tulang ( orang ahli pembangunan) tidak melihat gambar atau bestexnya,jadi atauran 2,50 Meter di As, tapi malah lebih dikit di dipasang as.

" Makanya kerena perbaikan itulah menjadi tambal sulam. Selain itu juga,karena waktu buka mal tidak hati-hati jadi ada yang rusak dan itu sudah kita perbaiki,"ungkapnya.

Ketika disinggung terkait TPK yang tidak difungsikan sebagaimana mestinya,ia menjawab bahwa itu tidak benar,bahkan dalam perehapan Drenase itu seluruh aparat diminta kerjasamanya untuk perbaiki bersama-sama.

"Enggaklah,bahkan waktu perbaikan drenase itu TPK dan aparat kampung saya saja bersama untuk memperbaikinya,"ujarnya.

 Ketika ditanya, plang nama kegiatan kok tidak ada di tempat kegiatan itu bagaimana? Ia menjawab,asal ngomong saja orang itu ya..mungkin plangnya sudah rusak atau diambil orang

" Ada kemarin plangnya ditarok dipokok sawit, mungkin karena dah lama, mungkin diambil orang, itu mulai bulan 7 kemarin kita kerjakan sampai ahir tahun ini,"pungkasnya Penghulu Syamsuri ini.

Halaman :

Berita Lainnya

Index