Benarkah Driss Fettouhi Warga Negara Indonesia?

Benarkah Driss Fettouhi Warga Negara Indonesia?

HARIANRIAU.CO - Mantan kapten timnas Moroko U-23, Driss Fettouhi, menjadi perbicangan karena mempunyai paspor Indonesia sejak 2014 lalu. Menurut pengakuan rekan senegaranya, Redouane Barkaoui, paspor itu diberikan oleh pejabat tinggi Indonesia saat Islamic Solidarity Games di Palembang.

 

Driss Fettouhi lahir di Casablanca pada 30 September 1986. Saat ini, ia bermain untuk klub Qatar, Al Kharaitiyat, yang berlaga di Qatar Stars League. Ia memulai karirnya di klub kota kelahirannya Wydad Casablanca hingga usianya 13 tahun.

Kasus paspor Indonesia Fettouhi masih menjadi polemik. Pasalnya, hingga kini pihak Imigrasi Indonesia belum mengeluarkan pernyataan terkait paspor pesepakbola berusia 30 tahun ini. Selain itu, tidak ada data yang menyatakan bahwa orang tua Fettouhi berasal dari Indonesia.

"Pihak Imigrasi tidak bisa menjelaskan soal paspor Fettouhi karena belum ada perintah dari institusi pemerintah. Tapi, jika PSSI ingin mencari kebenaran dokumen tersebut, kami siap membantu," kata Kabag Humas Dirjen Imigrasi, Heru Santoso, kepada Rimanews, Jumat (30/9/2016).

Jika latar belakang ayah dan ibu Fettouhi bukan berasal dari Indonesia, maka bisa dipastikan bahwa paspor yang dipegang mantan pemain Le Havre itu ilegal, seperti merujuk asas ius soli dan asas ius sanguinis. Namun, kedua asas itu tidak lantas menggugurkan hak Fettouhi untuk mendapatkan status WNI. Sebab, ia bisa menjadi WNI dengan cara naturalisasi.

Tetapi, cara itu sulit untuk Fettouhi karena ia tidak memenuhi persyaratan sesuai Undang-undang No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, di mana pemain yang berposisi sebagai gelandang tersebut tidak pernah tinggal di Indonesia selama lima tahun berturut-turut.

Fettouhi Ingin Bela Timnas Indonesia

Fettouhi mengatakan bahwa dirinya sangat ingin membela timnas Indonesia setelah memegang paspor Indonesia. Namun, keinginan tersebut masih belum bisa diwujudkan karena sampai saat ini keaslian dokumennya masih diselidiki oleh pihak berwenang.

Pernyataan itu disampaikan oleh sang ayah, Mohammad Fettouhi pada Mei 2016. Menurutnya, dengan berstatus warga negara Indonesia, sang anak bisa mencicipi atmosfer sepak bola Asia.

"Ini juga sesuai keinginan Driss mendapatkan pengalaman internasional bersama negara yang dipilih. Ia berharap bisa mewakili tim Indonesia setelah sanksi untuk sepak bola Indonesia dicabut Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA)," ujarnya.

Tetapi, kasus paspor ini membuat Fettouhi terancam didepak Al-Kharaitiyat SC, karena tidak adanya kepastian status kewarganegaraannya.

"Manajemen klub akan membatalkan kontrak yang ditandatangani bersama dengan pemain Maroko Driss Fettouhi karena ketidakpastian kewarganegaraan barunya Indonesia, yang dikontrak klub sebagai pemain Asia," demikian pernyataan Al-Kharaitiyat SC dikutip Kora.

PSSI Siap Tampung Fettouhi Jika Paspornya Asli

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan siap menampung Fettouhi di skuat Garuda jika paspor Indonesia yang dimilikinya asli. PSSI sendiri akan menyelidiki keaslian dokumen negara milik Fettouhi.

"PSSI belum mendapatkan surat dari dia terkait keinginannya untuk membela timnas Indonesia. Kami akan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk membela tim nasional baik yang bermain di dalam ataupun luar negeri," kata Sekjen PSSI, Azwan Karim.

PSSI harus berhati-hati dalam memutuskan hal ini. Takutnya, paspor Indonesia yang dimiliki palsu agar sang pemain bisa berlaga di kompetisi Qatar Stars League.

Pemain Brasil Pegang Paspor Palsu Indonesia

Sebelum kasus Driss Fettouhi, permasalahan yang sama juga dialami oleh pemain Brasil, Wanderley Santos Monteiro Júnior. Pemain yang sempat membela klub UAE, Al-Nasr ini diduga memiliki paspor Indonesia palsu agar bisa bermain di kompetisi Asia.

Polemik paspor Wanderley akhir selesai setelah pihak imigrasi Indonesia memastikan bahwa dokumen pemain 27 tahun itu palsu. Akibatnya, sang pemain diskorsing oleh Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) dan Al-Nasr didiskualifikasi dari Liga Champions Asia.

Tentunya, kasus ini harus menjadi perhatian oleh pemerintah. Sebab, pengunaan paspor palsu Indonesia bisa berakibat buruk bagi nama baik negara di dunia. Yang menjadi pertanyaan dari mana kedua pemain itu mendapatkan paspor Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus mengusut tuntas kasus ini.

 

Sumber : Rimanews

Halaman :

Berita Lainnya

Index