Pendamping PKH Desa Pulau Lawas Enggan Bertemu Dengan Warga, ini Diduga Penyebabnya

Pendamping PKH Desa Pulau Lawas Enggan Bertemu Dengan Warga, ini Diduga Penyebabnya

HARIANRIAU.CO - Program Keluarga Harapan (PKH) yang menjadi salah satu program andalan pemerintah Indonesia dalam meretas kemiskinan rakyat Indonesia. Menjadi primadona yang sangat diharapkan oleh jutaan masyarakat miskin.

Begitu pula dengan PKH di Kabupaten Kampar, yang sudah dimulai sejak tahun 2011 lalu. Banyak Keluarga yang berada di garis tengah ke bawah merasakan manfaatnya.

Namun, berbeda dengan warga di Desa Pulau Lawas, Kecamatan Bangkinang baru-baru ini, PKH malah menjadi bara api. Hal ini diduga tidak koperatifnya pendamping dalam memberikan kejelasan terhadap status beberapa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang dilakukan graduasi mandiri.

Disampaikan salah seorang KPM yang tidak ingin disampaikan identitasnya, bahwa mereka kaget mengetahui nama mereka sudah tidak akan lagi mendapatkan manfaat PKH pada pencairan berikutnya.

"Kami sangat kaget, sebab nama kami termasuk ke dalam graduasi mandiri, sementara kami tidak pernah melakukan pemunduran diri, sebab kami pun masih memiliki anak pada usia sekolah," ungkapnya.

"Kami juga tidak pernah diberi tahukan oleh pendamping bahwa nama kami digraduasi mandiri, artinya kami diputuskan sebelah pihak," tambahnya.

Sementara itu Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinsos Kabupaten Kampar, Rosmi Ati mengatakan yang menjadi penanggung jawab PKH di Dinas Sosial Kabupaten Kampar, bahwa dirinya juga tidak mengetahui alasan mengapa warga Desa Pulau Lawas tersebut digraduasi mandiri.

"Saya juga tidak tahu permasalahan terkait penggraduasian mandiri yang terjadi ini, saya saja kaget," ujarnya.

"Besok, Insya Allah setelah lebaran kita akan lakukan hearing dengan KPM yang terdaftar dalam Graduasi Mandiri di Desa Pulau Lawas dengan menghdirkan perangkat Desa serta Pendamping Desa," tutupnya

Halaman :

Berita Lainnya

Index