HARIANRIAU.CO, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau meyakini kebijakan pusat untuk menurunkan harga gas industri akan berpengaruh besar terhadap daya beli masyarakat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau M Firdaus mengatakan, pada prinsipnya kebijakan yang dikeluarkan dari Kementerian Prindustrian RI akan lebih menguntungkan sektor industri.
Terutama bagi mereka yang mengeluhkan dengan biaya produksi yang cukup besar. Kebijakan seperti ini menurut Firdaus, akan kembali memberikan stimulus terhadap pergerakan perekonomian di Riau.
"Kalau gas industri turun, biaya produksi juga akan turun. Kalau biaya produksi industri turun, harga juga turun. Daya beli masyarakat akan membaik," katanya, Selasa (11/10/2016).
Kementerian Perindustrian menyatakan harga gas industri mulai turun pada awal tahun depan. Penurunan ini harapannya akan membawa angin segar bagi sektor industri yang menggunakan gas sebagai sumber energi.
Penurunan harga gas elpiji industri dianggap lebih menguntungkan. Kebijakan ini akan meningkatkan daya saing industri dsri banyak sektor. Sebab menurutnya, yang banyak menjadi keluhan para pelaku ibdustri yakni beban pada biaya produksinya.
Kalau harga gas untuk industri turun sangat memungkinkan untuk pelaku industri menurunkan harga produksinya. Hal ini pula yang diyakini akan meningkatkan daya saing.
Rencana penurunan harga gas industri baru akan diberlakukan pada awal tahun 2017 nanti. Harga gas akan turun menjadi US$ 6 per MMBTU sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat ini ada sekitar 330 industri yang menggunakan gas sebagai sumber energi untuk kegiatan produksinya. Dari jumlah industri tersebut, mengkonsumsi gas sebesar 2.200 MMCFD.
Sektor industri ada 330 perusahaan menggunakan 2.200 MMCFD. Kalau dirata-ratakan semua sektor itu harga gas sekitar US$ 9,5 per MMBTU. Harapannya angka itu seharusnya menyesuaikan kondisi penurunan harga minyak.
Sumber : Bertuahpos
.jpeg)
