Kisah Tetangga Ngotot Gelar Hajatan, Sebut Covid-19 Hanya Rekayasa

Kisah Tetangga Ngotot Gelar Hajatan, Sebut Covid-19 Hanya Rekayasa
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO -  Sebuah curhatan seorang warganet menceritakan tentang tetangganya mencuri perhatian publik.

Curhatan itu dibagikan oleh akun Twitter @SeputarTetangga, Selasa (6/7/2021).

Dalam unggahan tersebut, seorang warganet itu menceritakan kondisi desanya yang kini banyak yang terkonfirmasi positif covid-19.

Meski demikian, warga desa tersebut tetap akan menggelar hajatan.

Padahal menurutnya, sudah banyak yang terkonfirmasi positif covid-19.

Seorang warganet itu mengungkapkan, para tetangganya itu malah beranggapan bahwa covid-19 hanyalah rekayasa.

Berdasarkan unggahan tersebut, seorang warganet tersebut geram dengan sikap warga desanya.

"Jadi aku tinggal di desa kan. Nah kota aku ini darurat Covid-19. Sebelumnya, belum ada warga desa yang positif," ungkapnya seperti dikutip dari laman suara.com.

Lebih lanjut, dirinya menceritakan bahwa warga desanya tetap menggelar hajatan meski kasus covid-19 di daerahnya meningkat.

"Yang jadi masalah adalah di sini marak hajatan banget. Dalam sebulan ada sekitar 20 an hajatan," jelasnya.

Tak hanya itu, warga desa tersebut juga menganggap bahwa covid-19 merupakan rekayasa dari pihak rumah sakit.

Curhatan tetangga. (Twitter/SeputarTetangga)Curhatan tetangga. (Twitter/SeputarTetangga)

Hal tersebut juga dirasakan oleh warga yang positif covid-19.

Mereka menganggap bahwa pihak rumah sakit mencari untung dari pasien sehingga didiagnosa covid-19.

"Dan mereka ini ngotot kalau pasien positif selama ini nih nggak kena covid. Tapi rekayasa rumah sakit. Aku sedih banget min. Bahkan keluarga yang positif juga ngerasa gitu. Katanya mereka cuma didiagnosa covid biar RS dapat untung dari pasien yang dirawat," tambahnya.

Meski demikian, warga desa tersebut pun tetap tidak mau menunda pesta hajatannya.

Mereka menganggap bahwa covid-19 hanya demam, batuk, pilek seperti malaria.

"Dan mereka nggak mau buat nunda pesta hajatannya. Karena ngerasa covid-19 itu cuma demam, batuk, pilek sejenis malaria. Susah diedukasi, disuruh vaksin bilang vaksin itu racun yang buat nyebarin covidnya," lanjutnya.

Unggahan tersebut pun membuat warganet ikut kesal. Mereka memberikan responnya melalui kolom komentar.

"Logic aja kalau rumah sakit ngambil untung, kenapa pasien sampe over lalu dirawat di bangsal dan lorong. Untung nya dari mana ajak debat aja orang asbun gitu," balas warganet.

"Masih banyak yang kayak gini, susah orang yang udah tua gitu dikasih tahu karena ngotot banget," timpal warganet.

"Bener banget, sama kayak di kampungku. Rasanya udah lelah terlalu banyak orang yang percaya bahwa covid itu konspirasi," komentar warganet.

"Korban grup WA keluarga," kata warganet lain.

Halaman :

Berita Lainnya

Index