Jenazah Berumur 40 Tahun Hilang, Tersisa Kain Kafan Bersih. Begini Kisahnya

Jenazah Berumur 40 Tahun Hilang, Tersisa Kain Kafan Bersih. Begini Kisahnya
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia Makassar, Prof Sufirman Rahman, takjub dan kaget bukan kepalang saat menggali makam ayahnya, Rahman alias Galla Ramang pada Kamis, 1 Juli 2021 di Kampung Bonia, Desa Bungungloe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto.

Bagaimana tidak, kain kafan yang membungkus jasad ayahnya itu terlihat putih bak kapas namun jasadnya di dalamnya menghilang.

" Memang ini diluar akal sehat ya. Bahwa ada seorang meinggal kemudian menghilang jasadnya," kata Sufirman, Senin 5 Juli 2021 seperti dikutip dari laman dream.co.id. 

Kronologi Kejadian

Awalnya Sufirman bersepakat dengan keluarga untuk memindahkan makam sang ayah ke pekuburan keluarga. Keputusan itu diambil lantaran makam sang ayah berada di dekat kandang ternak dan saluran pembuangan limbah rumah tangga.

" Menurut kepercayaan kita, kalau ada najis di dekatnya itu tidak bagus buat mayat di alam kubur. Dan itu jadi alasan keluarga untuk sepakat memindahkan ke pekuburuan keluarga," jelasnya.

Akhirnya Sufirman menyiapkan penggali kubur berpengalaman dan tiga orang tim medis untuk membantunya merapikan jenazah ayahnya yang telah dimakamkan sejak 23 April 1990. Namun saat dibongkar, keajaiban terjadi.

" Sama sekali tidak ada apa-apa di dalam kafan. Padahal ini yang bongkar memang ahlinya. Sudah 40 tahun menjadi penggali kubur dan sudah biasa membongkar makam," jelas Sufirman.

Bikin Heran Petugas Medis

Tiga orang tim medis yang ikut serta dalam pembongkaran makam Galla Ramang juga ikut heran dengan kejadian tersebut. Pasalnya tak ada satupun anggota tubuh yang tersisa di dalam bungkusan kain kafan milik ayah kandung Prof Sufirman itu.

" Tim medis tiga orang kita persiapkan, untuk antisipasi tulangnya. Ini semua tim medis merasa heran krena tulang belulang tidak ada. Menurut pengalamannya, rambut manusia itu tidak di makan tanah. Ini jangan kan rambut, kain kafan saja masih utuh. Putihnya seperti kapas. Nanti berubah cokelat ketika terkena saluran air," Sufirman menceritakan.

Konsultasi ke Kiayi

Setelah memindahkan makam ayahnya, Sufirman pun langsung berkonsultasi dengan pemuka agama. Ia meminta pandangan para kiyai terkait raibnya jasad ayahnya itu dari dalam kubur.

" Setelah kita bongkar, kita konsultasi dengan kiyai dan menurutnya memang ada riwayat seseorang bisa hilang jasadnya," ucap dia.

Sufirman pun hanya bisa memasrahkan kejadian ini kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Menurut dia seluruh yang ada di muka bumi ini memang milik-Nya dan akan kembali pada-Nya.

" Oleh karena itu, keluarga hanya bisa menyampaikan La Haula Wala Quwwata Illa Billah. Allah Maha Kuasa," dia memungkasi.

Halaman :

Berita Lainnya

Index