Polemik Masjid Ditutup Pasar Dibuka, ini Kata Ustad Das'ad Latif

Polemik Masjid Ditutup Pasar Dibuka, ini Kata Ustad Das'ad Latif
Ustad Das'ad Latif

HARIANRIAU.CO - Terkait banyaknya polemik yang mengemuka pasca Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, khususnya pelarangan beribadah untuk sementara waktu di rumah ibadah, khususnya masjid, Ustaz Das'ad Latif angkat suara.

Ia memberikan penjelasan kepada para jemaah kenapa saat PPKM Darurat di Pulau Jawa-Bali khususnya di Jakarta masjid ditutup pasar tetap dibuka.

Das'ad mengawali dengan melontarkan pertanyaan yang pernah diajukan kepada dirinya. Ia menyebutkan, ada banyak yang bertanya di media sosial.

“Ustaz bagaimana pendapat ustaz tentang penutupan masjid selama PPKM di Jakarta?” demikian lontarnya, Sabtu 10 Juli 2021.

Das’ad pun mengatakan, “Saya pengikut fatwa Majelis Ulama bukan pribadi. Ustaz manapun, saya lebih memilih ustaz MUI bukan pribadinya. Namanya majelis kumpulan ulama, di majelis itu ada ahli fiqih, ada ahli sejarah, ada ahli bahasa, ada ahli filsafat, ada ahli sosial. Semua berkumpul, bermusyarawah dan memutuskan rumah iabdah di PPKM.”

Hal itu diungkapkan Ustaz Das'ad seperti yang diunggah di laman Instagram Gubernur DKI Anies Baswedan @aniesbaswedan, Sabtu 10 Juli 2021.

“Untuk sementara dianjurkan untuk tidak datang ke masjid, tapi di Jakarta bukan di Pinrang. Tidak semua masjid di Indonesia ditutup, khusus di Jakarta. Kenapa di Jakarta, terlalu banyak korban Covid-19 maka MUI menganjurkan untuk sementara beribadah di rumah,” imbuhnya seperti dikutip dari laman terkini.id.

Das’ad juga menjelaskan, kenapa masjid ditutup pasar dibuka saat pandemi COVID-19 PPKM ini?

“Semua fungsi-fungsi masjid boleh dipindahkan di rumah, dan dilaksanakan di rumah. Salat jemaah boleh di rumah. Berdoa boleh di rumah, ngaji boleh di rumah, berizkir boleh di rumah,” tegasnya.

Akan tetapi, menurut Das’ad, fungsi-fungsi pasar tidak bisa dipindahkan ke rumah.

“Mau beli beras enggak ada beras. Apa beli di rumahmu. Gas habis, mau masak kebutuhan pokok tidak, kalau tutup semua di mana kita beli. Dan tidak semua pasar dibuka hanya pasar-pasar tertentu,” paparnya.

Oleh karena itu, Das’ad mengajak masyarakat agar bijaksana dalam menerima pesan-pesan media sosial lantaran ada pesan media sosial yang sentiment (provokatif). Kemudian, sesuatu yang dibenci di-share di media sosial.

“Kita berperan kepada pemerintah untuk lebih serius lagi menangani Covid-19 ini,” imbaunya.

Tidak hanya itu, ia juga meminta kepada para pengusaha, terutama mereka yang bergerak di alat bisnis kesehatan agar jangan menjadikan Covid-19 sebagai ladang bisnis.

“Kami tidak pernah marah kalau kalian bisnis tambang, kami ikhlas, tapi tolong jangan jangan jadikan Covid ini sebagai ladang binis di antara kalian. Kasihan masyarakat kita, mereka hilang kerjanya, mereka hilang keluargnya. Lalu kau jadikan Covid sebagai ladang bisnis. Insya Allah (kalau begitu) hidupnya tidak berkah sampai akhirat,” pesan Das’ad.

Halaman :

Berita Lainnya

Index