Meranti Kabupaten Bebas Rabies di Riau

Meranti Kabupaten Bebas Rabies di Riau

HARIANRIAU.CO, INDRAGIRI HILIR - Kabupaten Kepulauan Meranti kembali meraih prestasi membanggakan, berkat upaya pemerintah dan kerjasama yang baik dari masyarakat dalam mengawasi dan mengendalikan hewan peliharaannya, Kabupaten termuda di Provinsi Riau ini berhasil meraih Sertifikat Kabupaten Bebas Rabies, dan menjadi satu-satunya Kabupaten/Kota di Riau yang bebas Edemis Rabies dan menjadi salah satunya di Indonesia.

Keterangan itu disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Provinsi Riau Ir. Arkadia Patrianov dalam acara peringatan hari Rabues sedunia 2016, khusus Riau dipusatkan di  Taman Cik Puan, Selatpanjang Kabupaten Meranti, Kamis (14/10). 

"Seluruh daerah daratan di Provinsi Riau merupakan daerah edemis, namun Kabuoaten Kepulauan Meranti dinyatakan bebas Rabies, sesuai Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian yang menyatakan tinggal Meranti yang masih bebas Rabies di Provinsi Riau," jelas Patrianov sapaanya.

Penyerahan SK Menteri tersebut langsung dilakukan oleh Kadis Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau kepada Bupati Drs. H. Irwan, M.Si yang dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama Meranti bebas rabies yang disaksikan oleh DPRD Kabupaten Meranti, Kapolres, Danramil, Kepala Karantina Selatpanjang, Perwakilan Kejari, para pejabat Eselon II dilingkungan Pemkab. Meranti dan Provinsi Riau.

Usai menerima penghargaan itu, Bupati Irwan mengungkapkan rasa bangganya atas ditetapkannya Meranti sebagai satu-satunya daerah di Provinsi Riau yang bebas penyakit Rabies. Dan ia menilai hal itu bukan hanya sekedar penghargaan tapi harus menjadi amanah yang harus tetap dipertahankan.

"Apa yang diraih ini bukan hanya penghargaan tapi amanah yang harus dijaga agar Meranti tetap bebas dari oenyakit Rabies," ujar Bupati.

Dijelaskan Bupati, apa yang diraih ini merupakan kerja keras dari semua pihak mulai dari Pemda hingga masyarakat, yang bersama-sama memberantas penyebaran penyakit Rabies. Seperti diceritakan Bupati, dahulunya diawal pemerintahan tahun 2009 di Meranti banyak berkeliaran anjing liar.

Ketika itu banyak masukan dari masyarakat khususnya umat muslim yang banyak diganggu anjing liar saat melaksanakan sholat subuh di Masjid. Dan ternyata setelah diteliti ternyata perkembangan anjing liar turut dipengaruhi oleh gelapnya lingkungan di Selatpanjang karena keterbatasan listrik ketika itu. 

"Dari situ Pemda langsung  memasang lampu jalan dimana-mana, selanjutnya memanggil Dinas Pertanian untuk  me eliminasi anjing liar secara besar-besaran dan alhamdulillah dapat menurunkan tingkat kasus gigitan anjing liar di Meranti," ungkap Irwan. 

Namun seiring waktu, mengantisipasi merebaknya Rabies dengan cara me eliminasi anjing liar sudah tidak boleh lagi dilakukan. Dan kini sempena peringatan hari bebas Rabies sedunia Pemerintah Pusat hingga kedaerah telah melakukan upaya vaksinasi binatang peliharaan dan binatang liar.

"Program ini sangat tepat dan kami sangat mengapresiasi untuk mengantipasi berkembangnya wabah Rabues ditengah masyarakat," ujar Bupati Irwan.

Untuk mensukseskan program bebas Rabies yang dari hasil survei dunia tiap menitnya menyebabkan satu kematian manusia, Bupati menyarankan kepada Dinas terkait, untuk lebih menginternalisasi dan melibatkan seluruh pihak mulai dari jajaran pemerintahan terkecil  RT, RW, Lurah dan Camat hingga kesekolah melakukan upaya penanggulangan secara masiv, begitu juga dengan melibatkan elemen maayarakat untuk mengedukasi masyarakat dalam hal mengawasi dan mengendalikan hewan peliharaannya. 

"Saya menghimbau kepada semua pihak mari bersama gaungkan dan masivkan upaya penanggulangan Rabies ini diharapkan dapat menjadi kesadaran, Kabupaten, Provinsi hingga tingkat Nasional," jelasnya. 

Selain itu, Dinas terkait juga dihimbau untuk dapat memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat akan bahaya anjing liar yang sangat mudah bereproduksi. Untuk itu perlu pengendalian reproduksi sehingga tingkat kelahiran anjing liar yang sangat banyak dapat ditekan.

"Menekan reproduksi anjing liar ini sangat penting, semoga dapat mengantisipasi edemis Rabies di Meranti," harap Bupati.

Seperti diketahui, penyakit Rabues yang disebabkan oleh hewan leliharaan maupun liar sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu penyakit rabies
mendapat prioritas dari Pemerintah dalam upaya pengendalian dan pemberantasan. Namun upaya itu tidak akan sukses tanpa keterlibatan masyarakat yang menjadi kuncinya.
Sekedar informasi, dalam peringaan hari Rabues Sedunia 2016 Tingkat Provinsi Riau yang dipusatkan di Kabupaten Meranti. Telah dilakukan berbagai langkah penanggulangan mulai dari Vaksinasi gratis, sterilisasi, pelayanan dan konsultasi, pengobatan hewan, edukasi rabies dan sebagainya. 
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya Rabie meningkatkan partisipasi dan kesadaran publik dalam upaya pencegahan dan pengendalian Rabies dalam hal ini masyarakat harus bertanggung jawab atas hewan peliharaanya, serta mengetahui bahaya, dan  apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi merebaknya Rabies. 

"Penyakit ini menyerang syaraf pusat, dan 95 persen ditularkan dari hewan kemanusia, setiap satu menit 1 orang meninggal didunia. Kita harap dengan dilakukannya Vaksinasi terhadap 70 persen populasi anjing dapat menekan angka rabies di Indonesia," ujar Kadis Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau Patrianov. 

Selain pengawasan dari masyarakat pemilik hewan peliharaan, pengawasan juga harus dilakukan pada lokasi yang menjadi arus lalu lintas barang dan orang.

"Dilokasi arus lintas barang dan orang juga juga harus diawasi jika tidak maka penyakit yang berdampak besar pada sektor kesehatan, ekonomi, sosial budaya dan pariwisata, akan sulit diatasi, kami harapkan kerjasama dari berbagai pihak," pungkas Patrianov mengakhiri.

Halaman :

Berita Lainnya

Index