Hadirkan Seorang Psikolog, Tim Pengabdian Kukerta Integrasi Universitas Riau Gelar Seminar Ketahanan Keluarga

Hadirkan Seorang Psikolog, Tim Pengabdian Kukerta Integrasi Universitas Riau Gelar Seminar Ketahanan Keluarga

HARIANRIAU.CO -Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Integrasi Abdimas Universitas Riau 2021 Kelurahan Pematang Kapau, Kecamatan Kulim, Kota Pekanbaru mengadakan seminar ketahanan keluarga guna mempertahankan hubungan rumah tangga di tengah pandemi. Seminar ketahanan keluarga ini berlangsung pada hari Sabtu, 17 Juli 2021 di Gedung Posyandu Bintang Nusa Zubaidah. Kegiatan seminar ketahanan keluarga ini di isi oleh seorang Pemateri, yaitu Hj. Aida Malika, S.Psi., M.Si, Psikolog.

Aida Malika merupakan seorang psikolog, ibu dari 5 orang anak, dan sekarang bekerja menjadi Direktur Humanika Psychology Center, Psikolog anak dan keluarga, Asesor BAN PAUD dan PNF serta Narasumber tentang Parenting, Anak, dan Keluarga, ABK.

Kegiatan seminar ini di awali dengan kata sambutan oleh Ketua Tim Kukerta, yaitu Habib Caesar Artanugraha, dilanjutkan dengan pembukaan secara resmi oleh ketua RT 03 Mutahlib.

Tanpa berlama-lama, moderator mengambil alih acara untuk selanjutnya diserahkan kepada pemateri. Seminar ketahanan keluarga ini diadakan karena meningkatnya angka perceraian selama pandemi, dan juga karena menurunnya pendapatan masyarakat memberikan dampak yang besar terhadap rumah tangga. Pandemic ini disebabkan oleh adanya virus corona yang di temukan di Wuhan, China, 31 Desember 2019. Maret 2020, virus Corona ini di nyatakan pandemic oleh WHO yang mempengaruhi sektor pendidikan, sosial, kesehatan, dan paling berdampak ialah ekonomi. LBH APIK semasa pandemic menerima 90 kasus per bulan dalam periode 16 Maret sampai 7 Juni 2020. Menurut Global Report (2017), 73.7% anak Indonesia yang berumur 1- 14 tahun mengalami kekerasan fisik dan emosi.

Dalam penjelasannya Aida Malika selaku menuturkan bahwa "Mudahnya kata perceraian yang di ucapkan dalam rumah tangga dalam masa pandemic ini dapat di akibatkan beberapa faktor, yaitu kaget dan menolak, tekanan keadaan, family technostress, kehilangan keseimbangan, dan kehilangan homeostatis. Perilaku kaget serta menolak merupakan respon setiap manusia dalam menghadapi suatu bencana dalam keadaan darurat."

Tekanan keadaan ini muncul karena adanya batasan- batasan kini yang dibuat oleh pemerintah, sehingga manusia merasa kehilangan kebebasan, tidak adanya variasi kegiatan, hilangnya ruang sosial yang nyata, tidak bisa bekerja secara normal, anak- anak yang kini kurang ruang dalam berekspresi, serta penghasilan yang berkuranng bahkan hilang. Family Technostress diakibatkan hubungan di dalam keluarga yang dikalahkan oleh kecanggihan teknologi sehingga tidak adanya komunikasi yang berjalan dengan baik secara langsung dalam keluarga. Kehilangan keseimbangan ini karena tidak seimbangnya antara togetherness dan separateness antara suami dan istri. Hilangnya homeostatis karena tidak terbentunya suatu aturan dalam keluarga. Sehingga di dapatkan 6 kunci ketahanan keluarga pada masa pandemic, yaitu saling menghargai dan menyayangi, komunikasi yang positif, komitmen pada keluarga, menikmati kebersamaan, spiritualitas dan norma bersama, serta kemampuan untuk mengatasi stress secara efektif.

Seminar berjalan dengan lancar dan mendapatkan antusias yang sangat luar biasa dari masyarakat yang dilihat dari banyak warga yang ingin bertaya kepada pemateri. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat dari RT sekitar dan RW lain.

Halaman :

Berita Lainnya

Index