Pemuda Surabaya Jadi Tentara Angkatan Laut Amerika, Gajinya Bikin Melongo!

Pemuda Surabaya Jadi Tentara Angkatan Laut Amerika, Gajinya Bikin Melongo!
Pemuda Surabaya jadi tentara AL di Amerika Serikat (Dok. Pribadi)

HARIANRIAU.CO -  Seorang pemuda asal Surabaya yang bernama Jovan Zachary Winarno (20), berhasil menjadi tentara angkatan laut di negara Amerika Serikat. Jovan sering membagikan kesehariannya di YouTube dan membuat publik Indonesia penasaran. Bagaimana bisa seseorang yang berasal dari Indonesia, namun malah berakhir menjadi tentara AL di negara orang?

Dilansir VOA Indonesia, Sabtu (7/8/2021), Jovan sebenarnya lahir di AS dan juga berkewarganegaraan AS. Tapi, saat berusia sekitar 6 bulan, ia pulang ke Indonesia bersama keluarganya dan tinggal di Surabaya.

Hingga akhirnya, Jovan ingin meneruskan pendidikan tingginya di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Dia pun kembali ke negara tempat lahirnya itu pada tahun 2018, padahal tidak bisa berbicara bahasa Inggris sama sekali.

Dia pun pelan-pelan belajar bahasa Inggris. Namun, karena hidup lama di Jawa, Jovan masih memiliki logat Jawa yang kental.

“Dibilang lancar, juga enggak. Ya, lumayanlah,” ujar Jovan.

Sebelum kuliah, Jovan ingin bekerja terlebih dahulu. Akhirnya, dia ke Texas dan bekerja sebagai pelayan restoran selama 6 bulan. Suatu hari ia mendapat informasi mengenai menjadi tentara di AS, yang mengubah kehidupannya.

“Awalnya enggak ada niatan sama sekali. Setelah itu ada anaknya temen papa saya, dia tawarin saya kalau mau masuk tentara. Akhirnya saya masuk, setelah tahu ada banyak benefit-nya,” kenangnya.

Berbagai keuntungan yang diberikan oleh AS kepada tentaranya adalah tunjangan sekolah, asuransi kesehatan, tempat tinggal, makan sehari-hari, dan biaya untuk ke tempat kebugaran.

Saat meminta izin, keputusan Jovan sempat mengagetkan keluarganya di Surabaya. Mereka heran kenapa tiba-tiba Jovan ingin masuk tentara, padahal dia awalnya ingin kuliah.

“Awalnya (keluarga) kayak, ‘ngapain gitu masuk tentara?’” kata Jovan.

Ayah Jovan, Susanto Budi Winarno awalnya merasa sangat berat dengan pilihan Jovan. Namun, dia pada akhirnya tetap mendukung cita-cita anaknya tersebut.

“Menurut saya itu sih terlalu berisiko. Tapi saya juga ndak bisa membatasi ya antara ruang gerak saya dan dia,” ujar Susanto Budi Winarno.

Perjalanan sebagai tentara angkatan laut

Bersama 20 orang lain, Jovan digembleng latihan ketat selama dua bulan untuk menjadi tentara angkatan laut. Di sana mental dan fisiknya benar-benar diasah.

“Awalnya kaya santai gitu pas di bus, terus pas turun, ada satu (orang) pangkatnya Chief kalau enggak salah. (Dia) langsung teriak-teriak,

‘Ayo turun! Ayo turun!’ Langsung kayak ngomong kotor gitu,” cerita pria kelahiran 2000 ini.

“Kayak dimarah-marahi,” tambahnya.J

ovan pun diberikan 1 menit untuk menghubungi orangtua dan  memberikan “kata-kata terakhir selama dua bulan” mengikuti pelatihan. Setelah itu, komunikasinya dengan dunia luar diputus.

Selama pelatihan, Jovan harus bangun sekitar jam 4 pagi dan tidur pukul 10 malam. Ia pun kerap diberi tugas untuk jaga malam sekitar 2-4 jam.

Memilih jadi teknisi kapal

Saat penentuan jabatan, Jovan memilih sebagai teknisi kapal yang melakukan pengecekan pada mesin kapal angkatan laut yang tengah bersandar.

Jovan bertugas sebanyak tiga kali seminggu mulai pukul 7 pagi hingga 4 sore. Menurutnya, pekerjaan sebagai teknisi kapal tidak sulit, karena ia tinggal mengikuti buku panduan.

“Kerjanya gampang aja. Terus Sabtu, Minggu juga libur,” ujarnya.

Kendala terbesarnya tentu saja adalah bahasa, karena dia belum lancar berbicara Bahasa Inggris. Kadang, dia takut ngobrol dengan teman-temannya karena kendala bahasa.

“Saya biasanya (menerjemahkan) dulu kalau misalnya enggak tahu apa yang saya mau omongin. Habis itu saya baru ngomong,” katanya.

Lalu, berapa sih penghasilan tentara AL dengan jabatan setingkat dirinya? Jovan yang berpangkat E4 (tamtama) mengaku dia bisa mendapatkan sekitar Rp575 juta -718 juta per tahun.

Sebagai tentara AL, dia sudah pernah berlayar hingga ke Panama, Ekuador, El Salvador, dan Kolombia. Pelayaran bisa memakan waktu berbulan-bulan dan membuatnya sulit berkomunikasi dengan keluarga.

“Pas lagi berlayar tahun lalu. Empat bulan kalo enggak salah. Jadi kita bisa kontak keluarga itu paling sehari sekali, sejam doang. Itu aja sih,” ceritanya.

Bertekad teruskan kuliah

Jovan tidak melupakan impiannya untuk berkuliah di negeri Paman Sam sekalipun sudah bekerja sebagai tentara. Dia hendak mengambil jurusan yang berhubungan dengan mesin.

Jovan masih belum yakin apakah ia akan berkarir lama sebagai tentara angkatan laut. Namun, sekarang ini ia masih akan meneruskan kontrak kerjanya hingga tahun 2024.

Sumber: indozone.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index