Pekanbaru Punya Lahan Budi Daya Porang 30 Hektar, Pekerjakan 100 Petani

Pekanbaru Punya Lahan Budi Daya Porang 30 Hektar, Pekerjakan 100 Petani
Dr. H. Firdaus, S.T., M.T - Pekanbaru.go.id

HARIANRIAU.CO - Porang, komoditas baru pertanian ini tengah dibudidayakan di beberapa kecamatan di Kota Pekanbaru. Luas lahan budi daya porang ini mencapai 30 hektar (Ha) dengan mempekerjakan lebih dari 100 petani. 

Walikota Pekanbaru Firdaus usai menyaksikan acara pelepasan ekspor Indonesia secara virtual di ruang rapat Mal Pelayanan Publik (MPP), Sabtu (14/8), mengatakan, Pekanbaru memiliki lahan budi daya porang sekitar 30 hektare. Jumlah petaninya mencapai 100 orang. 

"Ini baru tahap awal. Kami sedang belajar dan uji coba," ucapnya. 

Para petani tidak lagi ragu tentang keberlanjutan komoditas porang ini. Ketua Asosiasi Porang Riau Heri telah merintis budi daya Porang ini sejak tiga tahun lalu. 

"Ia harus menjual porang ke Jawa. Biaya transportasinya lebih mahal," ungkap Firdaus. 

Diharapkan, komoditas ini bukan hanya sebatas tren. Komoditas ini bisa dijadikan pengganti beras.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan tertulisnya mengatakan, kinerja ekspor pertanian menunjukkan angka positif. Dari rilis yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 hingga semester I tahun 2021, nilai ekspor pertanian pada 2020 mencapai Rp451,8 triliun. 

Nilai ekspor naik 15,79 persen dari tahun 2019 yang hanya Rp390,16 triliun. Periode semester I tahun 2021,  nilai ekspor mencapai Rp282,86 triliun (naik 14,05 persen). Nilai ekspor semester pertama ini naik dibandingkan periode tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp202,05 triliun. 

"Saya mengapresiasi kerja keras petani, pekebun, peternak, dan pelaku usaha agribisnis serta seluruh jajaran pemangku kepentingan pembangunan pertanian, baik di pusat dan daerah atas kerja keras serta dedikasi yang tinggi. Di masa pandemi ini, insan pertanian tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia namun juga bisa ekspor," ucap Presiden Jokowi. 

Perlu diingatkan, bangsa Indonesia dapat bertahan dan terus tumbuh jika nilai investasi dan ekspornya besar. Insan pertanian telah dapat membuktikan dengan kerja sama dan kerja keras. Catatan BPS juga menyebutkan komoditas sarang burung walet dan porang menjadi komoditas baru yang mampu memberi angka yang besar pada nilai ekspor.

"Untuk itu, kita susun strateginya. Kembangkan benih atau bibit unggulan agar produktivitasnya tinggi, tanam secara massal, dan buka akses pasarnya. Kerja sama dengan seluruh sektor agar dapat bersama-sama mengembangkan komoditas unggulan ekspor prioritas ini," jelas Presiden Jokowi. 

Hal yang tak kalah pentingnya adalah tumbuhan kecintaan masyarakat untuk terus mengonsumsi pangan sehat dan segar dari hasil panen kita sendiri. Untuk itu, seluruh masyarakat diimbau agar turut menjaga kelestarian sumber daya alam hayati dan pertanian dengan selalu melaporkan kepada petugas Karantina Pertanian agar tetap bebas hama penyakit, sehat, aman, dapat dikonsumsi, dan berdaya saing di pasar ekspor. 

"Sekali lagi, saya ucapkan selamat dan mengapresiasi kerja keras saudara. Kita tingkatkan terus dan buka seluruh hambatan ekspor yang ada," ucap Presiden Jokowi. 

Hari ini, ekspor komoditas pangan dilakukan dari 17 pintu, baik pelabuhan laut dan bandara. Ke depan, pintu ekspor harus lebih banyak lagi. Agar, nilai tambah ekspor dapat dinikmati oleh lebih banyak pemerintah daerah. 

sumber pekanbaru.go.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index