Aplikasi Difabel Mahasiswa UGM Juara Tingkat Asia Pasifik

Aplikasi Difabel Mahasiswa UGM Juara Tingkat Asia Pasifik

HARIANRIAU.CO - Tiga mahasiswa jurusan teknologi informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan aplikasi bagi para difabel. Aplikasi yang dinamai dengan Discover ini dirancang untuk memudahkan penyandang disabilitas dalam beraktivitas, khususnya saat memakai layanan publik. 

Melalui aplikasi ini pengguna dapat mengetahui tempat, layanan, serta fasilitas publik yang ramah difabel. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Andreas Gandhi Hendra Pratama, Ricky Julianjatsono, serta Fajri Nurwanto. 

Menurut Andreas, pengembangan Discover merupakan upaya untuk mendukung pencapaian target SDGs. Maka itu aplikasi ini diharapkan mampu menjadi salah satu solusi permasalahan keberlanjutan kota dan komunitas dalam mewujudkan lingkungan yang inklusif.

“Discover merupakan platform berbasis android yang dapat memetakan dan meningkatkan layanan publik bagi difabel dengan pengumpulan data berbasis massa,” papar Andreas, Jum’at (4/11).

Pembentukan aplikasi ini diawali dengan pengumpulan data publik menggunakan metode crowdsourcing, yakni melibatkan partisipasi publik secara luas dalam pengumpulan data. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan memanfaatkan analisia big data.

Saat ini Discover masih dalam tahap pengembangan. Rencananya aplikasi ini akan dirilis pada pertengahan tahun depan. “Aplikasi ini diharapkan bisa ikuti membantu mengatasi persoalan bangsa, terutama dalam mewujudkan kota yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua masyarakat,” kata Andreas.

Karena idenya ini, Discover berhasil menyabet juara pertama kompetisi Ideation Challenge Asia-Pacific 2016 di Bangkok, Thailand. Dalam kompetisi tersebut tim Discover berhasil menyisihkan 11 tim lain yang berasal dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik.

Sebelum melaju dalam final di tingkat Asia-Pasifik, Tim Discover harus berkompetisi dan mempresentasikan proposal gagasan proyek di tingkat nasional. Selanjutnya 15 tim dengan gagasan proposal terbaik diambil menjadi Top 15 BIG IDEAS UNDP Indonesia.

“Awalnya kami tidak menjadi juara di tingkat ASEAN, tetapi kemudian dihubungi untuk masuk dalam top 15 nasional. Kami diminta untuk mempresentasikan dan mengisi proposal proyek sekali lagi untuk level Asia Pasifik dan akhirnya terpilih berangkat ke Bangkok mewakili Indonesia,” ujar Andreas.

Melalui aplikasi Discover, Andreas dan kawannya mengajak masyarakat untuk memiliki kepedulian terhadap para difabel. Adapun infromasi lebih lanjut mengenai Discover dapat diakses di www.thediscover.org atau facebook.com/­thediscoverindonesia. 

 

 

Sumber : Republika.co.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index