Lutfi menyebut bahwa survei inklusi keuangan akan dijalankan sepaket dengan dan literasi keuangan. Namun biasanya, memang jarang ditemukan kesamaan angka persentase antara literasi dan inklusi keuangan.
Dengan kata lain, jika angka inklusi di suatu daerah tinggi, biasanya literasi keuangannya rendah. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya, cenderung masyarakat yang terlibat langsung dalam produk keuangan hanya sebatas ikut-ikutan. Seperti itu biasa terjadi,” sambungnya.
“Biasanya orang beli saham. Tapi dia nggak tahu. Nggak paham dengan apa yang dia beli. Biasanya begitu, tuh. Artinya kurang literasinya, atau pemahamannya tentang produk yang dibeli. Biasanya ikut-ikutan,” tambahnya.

