Ia mengatakan, kejadian serupa juga pernah terjadi pada tahun 2017 lalu.
"Saya menyayangkan masalah seperti ini sudah dua kali terjadi untuk anak-anak kami, pada tahun 2017 yang lalu juga sama halnya menjadi yang terbaik juga tidak masukkan namanya. Tahun 2022 ini juga sama, mengapa anak-anak kami selalu dianaktirikan seperti ini" ucapnya.
Suhaimi meminta kejelasan dari pihak panitia seleksi. Ia menegaskan jika tidak ada kejelasan maka pihaknya tidak akan melakukan kegiatan STQ di tingkat desa.
"percuma kalau hasilnya tidak ada. Saya tegas menyampaikan masalah ini ke tingkat kabupaten bahkan biar sampai ke provinsi sekalian biar ada jawaban dari mereka," Tegas Suhaimi
Disamping itu, Ani selaku pihak keluarga menjelaskan status tersebut diketahui ketika akan melakukan daftar ulang namun nama Khairul Fata justru tidak ada.
Ia pun mengaku tidak diberi tahu dengan status tersebut. Setelah dilakukan cek kembali ternyata Khairul Fata terdaftar sebagai qori cadangan.