Tak Hanya Bisa Mengkritik Pemerintah

Gema Lingga Gandeng Nofa Band Hibur Masyarakat

Gema Lingga Gandeng Nofa Band Hibur Masyarakat

HARIANRIAU.CO, LINGGA - Bukan hanya bisa mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai tidak wajar, Ormas Gema Lingga yang gaungnya memang sudah cukup dikenal di Kabupaten Lingga ini juga memiliki inisiatif untuk melakukan malam hiburan yang bermitra langsung dengan Nofa Band di halaman parkir pelabuhan Tanjung Buton.

Ketua Ormas Gema Lingga, Zuhardi mengatakan, pada malam kesenian yang dilakukan, Sabtu (12/11) malam tersebut yakni, untuk mengenang jasa para pahlawan, serta peringatan Hut Nofa Band ke-10.

"Malam ini sebenarnya untuk memperingati jasa pahlawan. Sekaligus Hut Nofa Band yang kesepuluh. Kami ormas Gema Lingga berinisiatif untuk menggelar malam kesenian ini," ujarnya, Sabtu (12/11) malam.

Selain pertunjukan seni musik dan puisi, kegiatan yang diadakan tepat di area parkir pelabuhan Tanjung Buton yang baru saja siap dilakukan pengaspalan baru-baru ini, turut diagendakan dengan penggalangan dana senilai Rp1000 untuk mendirikian musholla bagi warga Suku Laut di Pulau Mensemut, Desa Penaah, Kecamatan Senayang.

"Di momen hari pahlawan ini, semoga masyarakat Lingga terus maju dan jaya," harapnya.

Sementara itu, pada kesempatan sama, CEO Nofa Band, sekaligus pekerja seni di Lingga yakni Wawan membenarkan malam kesenian tersebut diadakan dalam rangka memperingati hari pahlawan sekaligus hari lahir Nofa Band.

Selain itu, ia juga katakan, bersempenaan dengan momen HUT Kabupaten Lingga Ke-13 yang akan jatuh pada 20 November mendatang, ia turut menyarankan, alangkah baiknya pemerintah mengundang seluruh pekerja seni yang ada di luar Kabupaten Lingga.

"Ini malam apresiasi dalam rangka peringatan hari pahlawan nasional. Selain itu, karena sempena HUT Kabupaten Lingga sekali setahun. Alangkah baiknya pekerja seni yang ada di luar Lingga seperti Tanjungpinang, Batam dan Jakarta di undang. Sebagai penghargaan daerah untuk pekerja seni," terangnya.

Bukan tidak beralasan, keinginannya tersebut disampaikan, karena event kesenian sedikit melempem seperti Rampai Seni Budaya Melayu (RSBM) yang tidak pernag diadakan lagi. Padahal, Kabupaten Lingga sendiri merupakan Negeri Bunda Tanah Melayu yang telah diakui oleh negara serumpun melayu.

Pantauan di lapangan, pada malam tersebut turut diiringi dengaj pembacaan puisi oleh Zuhardi serta Densi Diaz yang merupakan pejuang berantas buta aksara suku laut Lingga.

 

Ruzi Wiranata

Halaman :

Berita Lainnya

Index