HARIANRIAU.CO - Penurunan stunting merupakan program prioritas untuk mewujudkan kesejahteraan segenap masyarakat menuju Indragiri Hilir (Inhil) makin Sehat.
Demikian diterangkan Wabup saat menghadiri kegiatan destinasi audit kasus Stunting Semester I Tahun 2023, yang digelar di Aula Bappeda Kabupaten Indragiri Hilir, Pada Selasa, (31/10/23).
Penurunan stunting kata Wabup menjadi perhatian bersama dan dibutuhkan kerja yang lebih keras oleh seluruh stakeholders terkait.
"Kan target 20 % (tahun 2024, red), di 2025 dibawah 14 %," sebut Wabup H Syamsuddin Uti.
Seperti diketahui, Pencapaian prevalensi stunting di Kabupaten Indragiri Hilir prevalensi stunting sebesar 28,4%, mengalami penurunan yang kita Harapkan di tahun mendatang bisa turun menjadi 20% Tau pun menjadi di bawah 14%.
Wabup pun mengungkapkan optimisme, dengan kerja sama dan sinergi yang baik semua pihak terkait, menurunkan angka sekian digit itu bukan hal yang mustahil dilakukan.
"Tidak ada hal yang mustahil kita lakukan pasti bisa selama kita bekerja berkolaborasi," tuturnya.
Wabup juga mengharapkan kolaborasi dan sinergitas dengan Kabupaten/Kota, termasuk diantaranya mengalokasikan anggaran yang memadai untuk percepatan penanganan stunting. Petunjuk dari Presiden menurut Wabup harus dijabarkan di daerah masing-masing.
"Saya sebagai Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten (Indragiri Hilir, -red) berharap kolaborasi bisa kita bangun. Persoalan ini menjadi persoalan nasional," harapnya.
Dalam Peraturan Kepala BKKBN RI tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting, ada minimal 5 (lima) kegiatan prioritas yang harus kita kawal dalam rangka Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia diantaranya penyediaan data keluarga berisiko stunting.
Terkait hal tersebut, dalam menyusun program kegiatan Percepatan Penurunan Stunting, hendaknya harus menyasar kepada keluarga sasaran berisiko stunting di Kabupaten Indragiri Hilir. (ADV)
.jpeg)
