Kebijakan penghematan penggunaan air dan pencegahan kebocoran meteran menggunakan piranti meteran digital ini, sebelumnya telah diterapkan oleh Kabupaten Purwakarta, mengingat banyaknya keluhan dari pelanggan terkait kebocoran meteran yang membuat para pelanggan itu harus membayar lebih dibandingkan dengan debit air yang digunakan.
"Memang Sistem digital ini bermanfaat untuk keakuratan pencatatan penggunaan debit air oleh masyarakat. Jadi, tidak hanya dari sisi pelanggan saja yang diuntungkan dengan penggunaan metetan digital. Melainkan, dari sisi kami juga dapat diuntungkan," ujar Direktur Utama PDAM TI Tembilahan, Agustian Rasmanto kepada harianriau.codi ruangannya, Jum'at (18/11/2016) sore.
"Namun, sampai saat ini, PDAM TI masih akan belum menerapkan kebijakan digitalisasi meteran ini," sambungnya.
Sebab, perihal piranti meteran ini, diungkapkan Agustian Rasmanto, PDAM TI masih akan berfokus pada perbaikan dan penggantian meteran lama yang mengalami kerusakan.
"Setelah kami melakukan inventarisasi, ada sekitar 1300 meteran pelanggan yang mengalami kerusakan. Ada yang tidak lagi terbaca angka dimeteran itu, ada juga yg memang benar-benar rusak karena tertimbun. Melalui dana penyertaan modal, maka kami akan melakukan perbaikan dan penggantian meteran untuk sambungan rumah sekitar 490 unit. Itu fokus kami dulu di tahun ini," ungkapnya.
Kendati demikian, kedepan, dikatakan Agustian Rasmanto, pihak PDAM TI Tembilahan akan mencoba untuk menyampaikan rencana digitalisasi meteran ini kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.
Dedek Pratama
.jpeg)
