Sempat Ragu, Rumsani Optimis Sawahnya Berhasil

Sempat Ragu, Rumsani Optimis Sawahnya Berhasil

HARIANRIAU.CO, LINGGA-Rumsani (43) salah seorang ibu rumah tangga (IRT) asal Kerawang yang kini menetap di Desa Bukit Langkap, Kecamatan Lingga Timur, mencoba menanami padi di pekarangan belakang rumahnya bersama sang suami.

Walaupun sempat ragu, takut padi yang ditanami tidak berhasil. Namun, ia katakan, tetap optimis untuk mencoba. Pasalnya, belum di coba belum tentu hal itu dapat terlihat.

"Pernah juga ada rasa ragu, tapi hati kuat, masa gak jadi, kadang ragunya dari hama, tapi alhamdulillah sampai panen ini bisa," ungkapnya, Sabtu (19/11).

Dikatakannya, awal mula masuk ke Kabupaten Lingga tersebut pada masa transmigrasi sekitar 20 tahun lalu. Kini, ibu empat orang anak ini telah beradaptasi hidup di Kabupaten Lingga dan bahkan, ia hanya satu-satunya kekuarga yang telah mencoba membuka lahan percetakan padi sendiri, walaupun masih skala kecil di Desa Bukit Langkap tersebut.

"Rencananya tunggu selesai semua ini kan, nanti dijemur, dikeringkan bawa di sungai besar untuk digiling. Ini panen yang pertama untuk modal makan," ucapnya.

Bahkan, Rumsani mengatakan, dulunya ia telah pernah menanam padi seluas 1 hektar dan menghasilkan sekitar 2 ton gabah. Namun, akibat hama serta penggilingan padi yang masih belum ada, dirinya setiap hari harus menumbuk padi, sehingga hal itu membuat ia kewalahan.

"Terlebih lagi waktu itu hanya saya sendiri yang melakukan penanaman tersebut. Terlalu capek, gak sanggup lagi saya. Jadi saya berhenti, sekarang saya mulai lagi di belakang pekarangan rumah ini," cetusnya.

Lahan percetakan yang dibuka dengan luasnya sekitar 25 meter x 25 meter ini telah dibuka dirinya bersama sang suami usai lebaran idul fitri belum lama ini.

"Mulai buka nya habis lebaran puasa, bibitnya dari Jawa. Bibitnya beli 5 kg, disemai 3 kg, kalau misalkan benihnya udah habis, saya akan menggunakan gabah yang ini, pak kades juga ada kasih bibit yang jatah dari Jambi. Habis ini mau coba yang dari pak kades dulu," terangnya.

Dikatakannya, dengan luas penanaman yang ia lakukan saat ini, jika panen benar-benar merata, hasilnya bisa mencaoai 600 kg gabah. Setiap 100 kg gabah, dijelaskan Rumsani, dapat menghasilkan 80 kg beras dan 20 kg kulit.

Sehingga, untuk 600 kg padi tersebut seluruhnya dapat menghasilkan 480 kg beras dan 120 kg kulit. "Kulit itu bisa dimanfaatkan, kalau di Jawa setahu saya, kulit yang kasarnya itu untuk nyetak bata, untuk bakar batu bata, yang halusnya untuk pakan ternak. Gabah itu kan kalau pertama digiling kulit kasar yang keluar, kalau digiling lagi baru kulit yang halus. Rencananya, kulitnya untuk ternak, saya juga punya rencana untuk ternak itik jika padi ini lancar," imbuhnya.

Usai panen padi di area dengan luas 25 meter x 25 meter ini, dirinya mencoba untuk membuka seluruh pekarangan belakangnya dengan luas seluruhnya sekitar setengah hektar tersebut. Bahkan, usai panen kali ini, oa juga akan melakukan penanaman kembali pada awal tahun depan.

 

 

Ruzi Wiranata

Halaman :

Berita Lainnya

Index