HARIANRIAU.CO - Tindak pelanggaran terhadap perempuan dan anak menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelayan masyarakat. Sama halnya dengan Pemerintah daerah Kabupaten Kampar.
Pemda Kampar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, Pengendalian Penduduk dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kampar berikan laporan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak selama tahun 2023.
"Selama tahun 2023 lalu, banyak kategori tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Kabupaten Kampar, namun di antara kasus yang ada, tindak kekerasan seksual menjadi kasus tertinggi di Kabupaten Kampar," ucap Kadis DPPKBP3A Kampar, Edi Afrizal melalui Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Linda Wati.
"Sejauh ini tercatat oleh kami ada 57 kasus tindak kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan dan anak di Kabupaten Kampar, yang artinya kami sebagai perpanjangan tangan Pemda Kampar harus melakukan trobosan baru di tahun 2024 ini," tambah Linda.
"Beberapa hal yang akan kami lakukan pada tahun ini sebagai upaya preventif terhadap tindakan seksual terhadap perempuan dan anak di antaranya, memberikan edukasi kepada perempuan dan anak agar selalu menjaga diri dengan cara menjaga penampilan jika berada di luar rumah," sambungnya.
"Hal ini untuk menjaga diri bagi perempuan dan anak dari pandangan liar laki-laki di luaran rumah, karena dengan tampilan vulgar tentu dapat memancing hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
"Selain itu, kami juga akan mengingatkan kepada kaum perempuan dan anak jika keluar rumah, sebaiknya didampingi oleh laki-laki yang mahramnya, atau saudara laki-laki lainnya," ujarnya.
"Kami juga nanti akan berkoordinasi dengan OPD lain terkait seperti Satpol PP Kampar dalam menindak hal-hal yang berkaitan dengan kejahatan seksual, seperti melakukan razia gabungan di tempat hiburan atau penginapan yang ada di Kabupaten Kampar," tutupnya.
