HARIANRIAU.CO — Stunting, yang didefinisikan sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis, terus menjadi tantangan serius bagi banyak daerah, termasuk Kecamatan Teluk Belengkong. Menurut data terbaru dari Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, meskipun ada peningkatan prevalensi stunting pada tahun 2023 di lima desa, langkah-langkah intervensi yang diambil menunjukkan hasil positif dengan penurunan kasus pada tahun 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, MKL, menjelaskan, “Definisi stunting telah diperbarui oleh WHO, dan kami berkomitmen untuk mengimplementasikan intervensi yang efektif selama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk memerangi kondisi ini.” Menurut WHO (2020), stunting terjadi ketika tinggi badan anak berada di bawah -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan, disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak adekuat dan infeksi berulang.
Di Kecamatan Teluk Belengkong, data menunjukkan bahwa desa Beringin Mulya, Hibrida Jaya, Sumber Sari Jaya, Kelapa Patih Jaya, dan Sapta Mulya Jaya mengalami peningkatan kasus stunting pada tahun 2023. Namun, langkah-langkah perbaikan gizi yang diterapkan oleh pemerintah daerah mulai membuahkan hasil, dengan penurunan jumlah balita stunting di semua desa pada tahun 2024.
Faktor Determinan Stunting
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka stunting di Kecamatan Teluk Belengkong meliputi:
1. Faktor Lingkungan: Beberapa desa masih mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih dan belum memiliki jamban sehat.
2. Pelayanan Kesehatan: Masih ada ibu hamil dan balita yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, termasuk Tablet Tambah Darah (TTD) dan imunisasi dasar.
3. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): Adanya perilaku merokok di dalam rumah dan kurangnya keterlibatan dalam kegiatan posyandu serta praktik cuci tangan yang baik.
“Untuk menurunkan angka stunting, kami telah melaksanakan beberapa program intervensi yang komprehensif,” tambah Rahmi. Di antara langkah-langkah yang diambil adalah:
1. Pelatihan Pencegahan dan Penanggulangan Stunting.
2. Advokasi dan Kerjasama Lintas Sektor.
3. Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Sanitasi.
4. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA).
5. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil dan remaja putri.
6. Sosialisasi tentang ASI Eksklusif, Inisiasi Imunisasi Dini (IMD), serta penerapan program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dan GEMARIKAN (Gerakan Makan Ikan).
“Dengan berbagai program ini, kami berharap dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak, serta mengurangi angka stunting di Kecamatan Teluk Belengkong,” tutup Rahmi. (Adv)