Mendorong Perbaikan Gizi: Upaya Penanganan Stunting di Kecamatan Tembilahan Hulu

Mendorong Perbaikan Gizi: Upaya Penanganan Stunting di Kecamatan Tembilahan Hulu

HARIANRIAU.CO - Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terus menjadi perhatian serius di Kecamatan Tembilahan Hulu. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, MKL, kondisi ini berakar dari berbagai faktor yang kompleks dan memerlukan intervensi yang terintegrasi untuk ditangani secara efektif.

“Stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi juga oleh faktor lingkungan, perilaku hidup sehat, dan akses terhadap layanan kesehatan,” ungkap Rahmi. Data terbaru menunjukkan prevalensi stunting di Kecamatan Tembilahan Hulu meningkat dari 29 kasus pada tahun 2022 menjadi 54 kasus pada tahun 2023. Namun, berkat berbagai program intervensi, angka tersebut menurun menjadi 36 kasus pada tahun 2024, mencerminkan penurunan sekitar 33,3%.

Faktor Penyebab dan Intervensi yang Dilakukan

Dari enam desa dan kelurahan di Kecamatan Tembilahan Hulu, Desa Pulau Palas menjadi satu-satunya wilayah yang menunjukkan peningkatan kasus stunting secara konsisten dari tahun 2022 hingga 2024. Sementara itu, Kelurahan Tembilahan Hulu mengalami peningkatan dari 10 kasus pada tahun 2023 menjadi 11 kasus pada tahun 2024.

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan untuk menurunkan angka stunting di antaranya:

    1.    Penyuluhan dan Sosialisasi: Termasuk pendidikan tentang ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
    2.    Pelaksanaan Posyandu: Dengan pelayanan berdasarkan 5 siklus hidup.
    3.    Pemberian Tablet Tambah Darah: Kepada ibu hamil dan remaja putri.
    4.    Kunjungan Rumah: Untuk ibu hamil berisiko tinggi dan balita bermasalah gizi.
    5.    Pemberian Makanan Tambahan: Berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dan balita.
    6.    Inspeksi Kesehatan Lingkungan: Pada tempat pengolahan pangan dan pemeriksaan kualitas air.

“Upaya ini bertujuan untuk memperbaiki gizi anak selama 1000 HPK, yang merupakan masa kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan anak,” jelas Rahmi.

Tantangan yang Masih Dihadapi

Meskipun telah ada kemajuan, masih banyak tantangan yang perlu diatasi, seperti:

    1.    Asap Rokok: Banyak balita terpapar asap rokok di lingkungan rumah, yang dapat mengganggu kesehatan pernapasan mereka.
    2.    Imunisasi yang Tidak Lengkap: Masih ada sebagian balita yang belum mendapatkan imunisasi dasar, yang meningkatkan risiko penyakit.
    3.    Tingkat Pendidikan Orang Tua: Rendahnya pemahaman orang tua mengenai nutrisi yang baik berpengaruh pada pola asuh.
    4.    Kurangnya Akses pada Air Bersih dan Jamban Sehat: Banyak anak yang tinggal di rumah tanpa jamban sehat, meningkatkan risiko infeksi.

“Faktor-faktor ini saling terkait dan perlu perhatian serius dari semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat,” tambah Rahmi.

Kesimpulan dan Harapan ke Depan

Kejadian stunting di Kecamatan Tembilahan Hulu tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor, melainkan oleh berbagai faktor kompleks. Untuk mengatasi masalah ini, upaya penanganan yang terintegrasi dan sinergis antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan.

“Dengan kerjasama yang baik dan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan, kami berharap dapat menurunkan angka stunting secara signifikan dalam tahun-tahun mendatang,” tutup Rahmi.

Halaman :

#Dinas Kesehatan Inhil

Index

Berita Lainnya

Index