Hasil Analisis Data Stunting di Kelurahan Tagaraja Menunjukkan Penurunan

Hasil Analisis Data Stunting di Kelurahan Tagaraja Menunjukkan Penurunan

HARIANRIAU.CO -  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, MKL, mengumumkan hasil analisis terbaru terkait perkembangan prevalensi stunting di Kelurahan Tagaraja pada tahun 2023-2024. 

Berdasarkan data terbaru, angka prevalensi stunting di kelurahan ini berhasil mengalami penurunan yang signifikan, dari 2,2% pada tahun 2023 menjadi 1,6% pada tahun 2024.

“Penurunan ini merupakan hasil dari berbagai upaya intervensi yang kami lakukan secara berkelanjutan melalui program gizi yang ditujukan pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” ujar Rahmi. Program-program yang telah dijalankan, termasuk pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada ibu hamil, promosi ASI eksklusif, pemantauan tumbuh kembang anak, serta penyediaan sarana air bersih dan sanitasi, telah memberikan dampak positif dalam mengurangi angka stunting di wilayah tersebut.

Rahmi menekankan bahwa masalah stunting tidak hanya berkaitan dengan kekurangan gizi, namun juga disebabkan oleh berbagai faktor sosial dan lingkungan. “Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi, terbatasnya akses layanan kesehatan, serta kondisi lingkungan seperti akses air bersih dan sanitasi yang rendah, turut berkontribusi pada tingginya angka stunting,” jelasnya.

Kelompok berisiko yang menjadi perhatian khusus, menurut Rahmi, mencakup remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi, dan anak di bawah usia dua tahun (baduta). “Kami terus mengedukasi remaja putri dan calon pengantin mengenai pentingnya menjaga kesehatan sebelum dan selama kehamilan agar bayi yang dilahirkan dapat tumbuh sehat dan cerdas,” tambahnya.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga menyoroti pentingnya perubahan perilaku masyarakat, terutama terkait pola konsumsi ibu hamil, pola asuh anak, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). “Masih ada tantangan dalam memotivasi remaja putri untuk mengonsumsi tablet tambah darah secara teratur, meskipun distribusi telah dilakukan dengan baik,” kata Rahmi.

Upaya yang terus dilakukan meliputi pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK) dan balita dengan gizi buruk, serta kolaborasi lintas sektor dalam edukasi gizi dan pencegahan stunting. “Kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkuat intervensi, baik spesifik maupun sensitif, demi mewujudkan generasi yang lebih sehat di masa mendatang,” pungkasnya.

Dengan hasil ini, Rahmi optimistis bahwa angka prevalensi stunting di Indragiri Hilir, khususnya di Kelurahan Tagaraja, akan terus menurun seiring dengan berjalannya program-program strategis tersebut. Adv

Halaman :

#Dinas Kesehatan Inhil

Index

Berita Lainnya

Index