Kasus Stunting di Kecamatan Kateman Meningkat, Dinas Kesehatan Indragiri Hilir Terus Gencarkan Intervensi

Kasus Stunting di Kecamatan Kateman Meningkat, Dinas Kesehatan Indragiri Hilir Terus Gencarkan Intervensi

HARIANRIAU.CO – Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, MKL, menyampaikan hasil analisis terbaru terkait kasus stunting di Kecamatan Kateman pada tahun 2024. 

Berdasarkan data yang dihimpun dari sistem pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), prevalensi stunting di wilayah tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari 25 kasus pada tahun 2022 menjadi 56 kasus pada tahun 2024.

“Kenaikan ini menuntut kita untuk lebih memperkuat upaya pencegahan dan penanganan stunting secara komprehensif,” ujar Rahmi. Ia menjelaskan bahwa meskipun ada beberapa desa yang berhasil menekan angka stunting, kasus di kelurahan dan desa lainnya masih menunjukkan tren peningkatan.

Kelurahan Tagaraja misalnya, yang mengalami peningkatan dari 7 kasus pada tahun 2022 menjadi 11 kasus pada tahun 2023, meskipun ada penurunan sedikit menjadi 10 kasus pada tahun 2024. Sementara itu, di Desa Sungai Simbar, angka stunting melonjak dari 3 kasus pada tahun 2022 menjadi 15 kasus pada tahun 2024. Ada juga desa yang baru melaporkan kasus stunting di tahun 2024, seperti Desa Sungai Teritip yang mencatat 5 kasus baru.

Rahmi menekankan bahwa faktor determinan yang mempengaruhi stunting di Kecamatan Kateman sangat beragam, termasuk kurangnya asupan gizi, paparan asap rokok, serta rendahnya akses terhadap air bersih dan sanitasi. “Masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan MP-ASI yang sesuai standar, yang sangat berpengaruh terhadap status gizi mereka,” ungkapnya.

Dinas Kesehatan telah meluncurkan berbagai program untuk menanggulangi masalah stunting, termasuk pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil dan remaja putri, serta penyuluhan ASI eksklusif dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, kelas ibu hamil dan balita, kunjungan rumah bagi ibu hamil berisiko tinggi, serta pendampingan pada keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi juga telah dilakukan.

“Namun, keberhasilan intervensi ini masih bergantung pada partisipasi masyarakat dan peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu dan anak,” tegas Rahmi. Menurutnya, salah satu tantangan terbesar adalah masih rendahnya pemahaman orang tua tentang stunting dan pola asuh yang baik, yang menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan asupan gizi yang memadai.

Selain itu, Rahmi menyoroti masalah lingkungan, seperti kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak. “Faktor-faktor ini masih menjadi kendala utama dalam memperbaiki status gizi anak di Kecamatan Kateman,” katanya. Dinas Kesehatan juga telah melakukan survei kualitas air minum rumah tangga dan inspeksi kesehatan lingkungan untuk memastikan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat.

Rahmi berharap dengan adanya intervensi yang lebih kuat dan kolaborasi dengan berbagai pihak, angka stunting di Kecamatan Kateman dapat ditekan lebih signifikan di masa mendatang. “Peningkatan kualitas gizi, edukasi kepada masyarakat, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih harus terus ditingkatkan agar kita dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas,” tutupnya. Adv

Halaman :

#Dinas Kesehatan Inhil

Index

Berita Lainnya

Index