Kecamatan Kuala Indragiri Kembali Dihadapkan Pada Kenaikan Angka Stunting di Tahun 2024

Kecamatan Kuala Indragiri Kembali Dihadapkan Pada Kenaikan Angka Stunting di Tahun 2024

HARIANRIAU.CO - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, MKL, dalam sebuah wawancara eksklusif, menyatakan keprihatinannya terhadap hasil pengukuran stunting di Kecamatan Kuala Indragiri tahun 2024. Angka stunting di wilayah tersebut kembali meningkat meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kasus ini selama beberapa tahun terakhir.

“Kita melihat dari data yang ada bahwa angka prevalensi stunting yang sempat menurun dari 19 persen di tahun 2022 menjadi 12 persen di tahun 2023, sekarang justru meningkat lagi menjadi 22 persen di tahun 2024. Ini sangat memprihatinkan,” ungkap Rahmi.

Empat desa di Kecamatan Kuala Indragiri menjadi penyumbang terbesar peningkatan kasus stunting, yaitu Kelurahan Sapat, Desa Teluk Dalam, Desa Sungai Piyai, dan Desa Sungai Buluh. Menurut Rahmi, kenaikan ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan stunting yang telah dilakukan, meskipun memberikan hasil, belum sepenuhnya efektif dan membutuhkan dukungan yang lebih luas.

Faktor Multi Dimensi Penyebab Stunting

Rahmi menjelaskan bahwa stunting bukan sekadar masalah gizi buruk pada anak balita atau ibu hamil, tetapi lebih kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

“Selain asupan gizi, faktor lingkungan menjadi tantangan besar. Kita temukan banyak keluarga di wilayah ini yang masih tidak memiliki akses air bersih dan jamban sehat. Dari survei yang kita lakukan, semua keluarga balita stunting masih membuang air besar sembarangan, dan hanya tiga keluarga yang memiliki sumber air minum bersih,” kata Rahmi.

Pelayanan kesehatan yang belum merata juga menjadi sorotan. Masih ada ibu hamil yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar, termasuk pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur dan imunisasi dasar yang belum lengkap untuk balita.

“Di sini kita harus lebih proaktif, misalnya dengan memastikan ibu hamil rutin minum Tablet Tambah Darah, melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, hingga memberikan edukasi tentang pentingnya ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi,” tambahnya.

Intervensi 1.000 HPK Sangat Penting

Rahmi menekankan pentingnya periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari awal kehamilan hingga anak berusia dua tahun, dalam upaya menurunkan angka stunting. Di sinilah, menurutnya, intervensi harus dilakukan secara intensif.

“Intervensi dalam 1.000 HPK sangat menentukan. Mulai dari edukasi kepada ibu hamil hingga pemenuhan gizi anak pasca lahir. Program-program seperti pelatihan pencegahan stunting, pemberian makan bayi dan anak (PMBA), serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga harus lebih kita perkuat,” jelas Rahmi.

Namun, dia juga menggarisbawahi bahwa intervensi tersebut membutuhkan konvergensi program dari berbagai pihak. “Pemerintah tak bisa bekerja sendiri. Dunia usaha, masyarakat, bahkan tokoh-tokoh lokal perlu dilibatkan,” tambahnya.

Program Inovatif “Gerakan Satu Hati”

Pemerintah Kecamatan Kuala Indragiri, melalui Dinas Kesehatan, telah menciptakan program inovatif “Gerakan Satu Hati” (GSH) sebagai upaya melibatkan semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menangani masalah stunting.

“Program GSH ini melibatkan seluruh ASN, swasta, LSM, hingga organisasi di kecamatan. Melalui gerakan donasi ini, kita berhasil menurunkan angka balita gizi buruk dan gizi kurang di beberapa desa,” ujar Rahmi dengan bangga.

Namun, dia menyadari bahwa program ini saja tidak cukup untuk mengatasi permasalahan stunting secara menyeluruh. “Perlu kolaborasi yang lebih luas dan komitmen yang lebih kuat dari semua pihak untuk mencapai hasil yang maksimal,” tegasnya.

Harapan dan Tantangan ke Depan

Menutup pembicaraan, Rahmi menyampaikan harapannya agar kasus stunting di Kecamatan Kuala Indragiri dapat terus ditekan, terutama dengan meningkatkan kerjasama antara pemerintah daerah, desa, dan masyarakat setempat.

“Kasus stunting bukan hanya soal angka, tapi ini tentang masa depan anak-anak kita. Kami berharap masyarakat lebih peduli terhadap masalah ini, dan bersama-sama kita bisa membangun generasi yang lebih sehat dan cerdas,” pungkas Rahmi.

Dengan adanya langkah-langkah konkrit dari pemerintah dan dukungan masyarakat, Rahmi optimis bahwa angka stunting di Kecamatan Kuala Indragiri dapat kembali turun dan target pembangunan kesehatan yang berkelanjutan dapat tercapai. Adv

Halaman :

#Dinas Kesehatan Inhil

Index

Berita Lainnya

Index