HARIANRIAU.CO - Kecamatan Tanah Merah terus berupaya menurunkan prevalensi stunting pada anak balita, dengan hasil positif yang ditunjukkan dalam data tahun 2024. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, Rahmi Indrasuri, SKM, MKL, angka stunting di kecamatan ini mengalami penurunan dari 2,9% pada tahun 2023 menjadi 2,4% pada tahun 2024. Penurunan ini, meski signifikan, menunjukkan bahwa upaya pencegahan dan penanganan stunting di Tanah Merah masih memerlukan peningkatan dan keberlanjutan.
“Kami terus melakukan berbagai intervensi, seperti sosialisasi pemberian ASI eksklusif, imunisasi dasar lengkap, hingga penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Namun, beberapa faktor seperti kebiasaan merokok di rumah dan akses air bersih masih menjadi tantangan besar,” jelas Rahmi.
Di antara upaya yang dilakukan, salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah pemberian daun kelor dan suplemen tambahan kepada ibu hamil dan anak stunting, sebuah program yang terbukti efektif dalam meningkatkan status gizi dan kesehatan balita. Selain itu, pihak Puskesmas Tanah Merah secara rutin melakukan kunjungan rumah untuk memberikan bimbingan dan pemantauan terhadap anak-anak stunting.
Menurut Rahmi, kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, pihak swasta, dan masyarakat, sangat penting untuk memperkuat upaya penurunan angka stunting. Program seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan bantuan dari perusahaan dalam bentuk susu dan kebutuhan gizi lainnya terus dilaksanakan secara berkala.
Namun, beberapa kendala masih harus dihadapi, terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif. “Sebagian ibu masih kurang mendapatkan edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif, dan ada pula yang mengalami masalah produksi ASI,” tambahnya. Selain itu, dari 22 kasus stunting yang tercatat, 18 di antaranya terpapar asap rokok di rumah, sebuah masalah yang memerlukan intervensi lebih lanjut melalui edukasi tentang bahaya rokok bagi kesehatan anak.
Rahmi juga menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap penyakit infeksi seperti diare dan ISPA, yang masih menjadi salah satu penyebab langsung stunting di wilayah tersebut. “Kami akan terus mengupayakan perbaikan layanan kesehatan dasar dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat,” tutupnya.
Dengan berbagai program yang sudah dijalankan dan tantangan yang dihadapi, Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir optimis bahwa angka stunting di Kecamatan Tanah Merah dapat terus ditekan, asalkan seluruh pihak dapat bersinergi dalam upaya ini. adv