Tiga Alasan Psikologis Mengapa Orang Bisa Kecanduan Game Online

Tiga Alasan Psikologis Mengapa Orang Bisa Kecanduan Game Online
ILUSTRASI

HARIANRIAU.CO - Kecanduan game online bukan sekadar soal kesenangan bermain yang berlebihan. Tidak semua game online didesain untuk membuat orang kecanduan—misalnya game yang bisa ditemukan via 1xbet indonesia download—namun tidak sedikit pula yang memanfaatkan faktor psikologis tertentu agar seseorang sulit lepas dari dunia game. Berikut tiga alasan psikologis mengapa game online bisa sangat adiktif:

1. Sistem Reward yang Dirancang untuk Menjaga Pemain Tetap Terlibat

Game online, seperti yang bisa ditemukan dengan menggunakan 1xbet login id, sering kali menggunakan sistem hadiah yang dirancang untuk memberikan kepuasan instan. Sistem reward dalam game online biasanya dirancang untuk menciptakan rasa kepuasan seketika yang mendorong pemain untuk terus bermain.

Berikut beberapa contoh mekanisme yang digunakan yang bisa menjadi sumber adiksi:

  • Loot BoxesPemain bisa membeli atau mendapatkan loot boxes (kotak hadiah) yang berisi item acak, seperti skin, karakter, atau item langka lainnya. Rasa penasaran untuk melihat apa yang ada di dalamnya mendorong pemain untuk terus membuka loot boxes, bahkan jika hadiah yang diperoleh tidak selalu memuaskan.
  • Daily Rewards: Beberapa game memberikan bonus harian kepada pemain yang login setiap hari. Hadiah ini bisa berupa item dalam game, mata uang virtual, atau bahkan pengalaman. Pemain sering merasa terdorong untuk login setiap hari agar tidak kehilangan kesempatan mendapatkan reward tersebut.
  • Level Progression: Ketika pemain naik level, mereka sering kali mendapatkan hadiah, kemampuan baru, atau akses ke area baru dalam game. Proses ini menciptakan rasa pencapaian yang mendorong mereka untuk terus bermain, meskipun permainan itu sendiri mungkin tidak berubah banyak.

Karena hadiah-hadiah yang diberikan sering kali tidak dapat diprediksi dan diberikan secara bertahap, pemain bisa tak sadar akan waktu yang telah mereka habiskan hanya untuk mencapai tujuan maya tersebut. Alhasil, ini bisa menciptakan ketergantungan atau kebiasaan yang mengarah pada waktu bermain yang berlebihan tanpa disadari.

2. Tekanan Komunitas

Dalam banyak game online multiplayer, pemain sering terikat dengan komunitas yang lebih besar, seperti guilds (kelompok dalam game), clans (klan), atau party-based gameplay (permainan berbasis tim). Keterikatan ini menciptakan beberapa tekanan yang mempengaruhi perilaku pemain seperti:

  • Tanggung Jawab terhadap Tim: Jika pemain berada dalam sebuah tim atau guild, mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi agar tidak mengecewakan rekan tim. Misalnya, jika ada pertandingan atau misi penting, pemain mungkin merasa harus online dan bermain meskipun mereka tidak benar-benar ingin, hanya untuk menjaga nama baik tim atau menjaga hubungan dengan teman-teman dalam game.
  • FOMO (Fear of Missing Out): Game online sering mengadakan event-event eksklusif atau turnamen yang hanya berlangsung dalam waktu terbatas. FOMO membuat pemain merasa tertekan untuk tetap aktif, karena mereka khawatir jika tidak ikut, mereka akan ketinggalan konten eksklusif atau menjadi kurang relevan dalam komunitas.

Kedua faktor ini—rasa tanggung jawab terhadap komunitas dan ketakutan ketinggalan—dapat menciptakan dorongan untuk bermain lebih sering dan lebih lama, bahkan jika pemain sebenarnya sudah merasa lelah atau kehilangan minat. Para desainer game online memanfaatkan konsep psikologi sosial ini untuk mempertahankan pemain tetap terlibat dan aktif dalam jangka panjang.

3. Stimulasi Dopamin dan Pelarian dari Dunia Nyata

Game online dapat memberikan pengalaman yang sangat imersif, berkat grafis, musik, dan cerita yang menarik. Selama bermain, otak merespons dengan melepaskan dopamin, yang dikenal sebagai zat kimia yang berhubungan dengan rasa senang dan kepuasan. Aspek ini bisa menjadi masalah bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang mencari pelarian dari masalah kehidupan nyata. 

Namun, semakin seseorang menggunakan game sebagai pelarian dari kenyataan, semakin besar risiko kecanduan. Game bisa menjadi cara untuk menanggulangi masalah emosional atau mental, namun jika tidak diatasi dengan cara yang sehat, ini bisa mengarah pada ketergantungan yang mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti hubungan yang rusak, penurunan produktivitas, dan masalah fisik akibat kurang tidur atau kurang berolahraga.

Kecanduan game online bukan hanya karena keseruan bermain, tetapi juga karena desain yang sengaja dibuat untuk mempertahankan keterlibatan pemain. Dari sistem reward, tekanan komunitas, hingga mekanisme psikologis yang mempengaruhi otak, berbagai faktor ini membuat seseorang sulit untuk berhenti bermain. Memahami alasan ini dapat membantu individu mengontrol kebiasaan bermain game agar tidak berujung pada kecanduan yang berlebihan.

Halaman :

Berita Lainnya

Index