10 Orang Meninggal Akibat DBD di Pekanbaru

10 Orang Meninggal Akibat DBD di Pekanbaru

HARIANRIAU.CO, PEKANBARU - Data Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru jumlah kasus penderita Demam Berdarah Dangue (DBD) meningkat dari tahun 2015 lalu. Dari awal tahun 2016 hingga minggu kedua November ada 843 kasus penderita DBD untuk Kota Pekanbaru, sementara sepanjang tahun 2015 ada 502 penderita DBD dan satu diantaranya meninggal dunia.

" Sementara untuk tahun 2016 10 diantaranya meninggal akibat DBD," demikian dibeberkan Kasikes Kota Pekanbaru, Helda S Munir ketika dikonfirmasi melalui selularnya, Rabu (23/11).

Guna mengantisipasi lanjutan agar penderita DBD tidak semakin bertambah, pihak DIskes sudah melakukan langkah-langkah sosialisasi disetiap Puskesmas di 12 Kecamatan untuk pencegahan akan bahayanya nyamuk Aides Aegypti yang akan muncul di musim penghujan ini.

" Dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat kota Pekanbaru, paling tidak hal ini bisa mengurangi penderita Demam Berdarah Dengue(DBD) dan dapat mencegahnya," jelas Helda.

Diungkapkan Helda, sosialisasi yang di terapkan kepada masyarakat melalui puskesmas yakni menggunakan lavitrap. Lavitrap itu adalah alat perangkap larva untuk menekan perkembangan biakan nyamuk Aedes Aegypt yang bahannya bisa dibuat dari bahan kaleng bekas yang dicat hitam atau botol agua yang diletakan setiap sudut halaman rumah masyarakat.



" Tidak hanya itu kita juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk terus melakukan pembersihan lingkungan maupun pekarangan rumah, seperti membersihkan selokan parit yang tersumbat oleh sampah-sampah, menguras bak mandi minimal seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air yang inti menguras, menutup dan mengubur," ungkap Helda.

Helda mengaku jika hanya menggunakan penyemprotan fogging tidaklah secara langsung bisa mencegah perkembangan biakan nyamuk. " Namun yang penting bagaimana masyarakat mau melakukan pencegahan tersebut," pangkasnya.

 

Sumber : Faktariau.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index