Saham Asia Merosot Akibat Harga Minyak Jatuh

Saham Asia Merosot Akibat Harga Minyak Jatuh
Ilustrasi
HARIANRIAU.CO JAKARTA - Saham Asia terguncang,rena harga minyak mentah kembali turun dan menghidupkan kembali kekhawatiran soal kelebihan pasokan. Selasa (2/2).
“Kondisi ini kian memperparah keprihatinan terhadap pertumbuhan global karena saektor manufaktur China mengalami kontraksi pada Januari,” ungkap Reuters.
Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,4% pada pukul 09:55 waktu Tokyo atau pukul 07:55 WIB, dipimpin saham-saham di sektor pertambangan serta minyak dan gas yang meluncur sekitar 0,8%.
Di Jepang, dimana saham naik hampir 5% selama dua hari terakhir setelah Bank of Japan (BoJ) secara mengejutkan memangkas suku bunga hingga di bawah nol, indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,6%.
Indeks Kospi turun 0,8%, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6%, sementara indeks S&P/NZX 50 Slandia Baru naik 0,2%, naik untuk empat hari beruntun.
Harga minyak mentah AS turun sekitar 0,8% ke US$31,38 per barel setelah meluncur sebanyak 7% semalam, tertekan oleh data ekonomi China yang lemah, perkiraan cuaca ringan di AS dan keraguan bahwa para produsen akan dapat menyepakati langkah-langkah untuk mengatasi pasokan global yang berlebih.
Harga minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman April pada Selasa pagi waktu New York turun 4,9%, membuatnya tetap berada di atas posisi terendah dalam 12 tahun yang dijangkau bulan lalu, namun menghadapi tekanan dari data manufaktur China pada Januari yang dirilis Senin, yang menunjukkan sektor itu mengalami laju kontraksi tercepat sejak 2012.
Investor kini menunggu hasil pertemuan Reserve Bank of Australia yang akan dirilsi hari ini pukul 03:30 GMT. Semua dari 32 ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan bahwa bank sentral Australia ini akan mempertahankan suku bunga stabil pada rekor rendah 2,0% yang dipertahankan sejak Mei 2015.
“Sementara kondisi ekonomi telah merata dan pertumbuhan secara keseluruhan sedikit mengecewakan, pasar tenaga kerja tetap kuat,” Sean Callow, ahli strategi mata uang senior di Westpac, Sydney.
“Sektor perumahan dan layanan juga telah dilakukan dengan baik, didukung oleh tingkat yang lebih rendah dan lebih rendah AUD,” katanya.
Dolar Australia turun tipis sekitar 0,1% menjadi 0,7106/dolar AS, sementara terhadap yen, greenback turun tipis sehingga berada di 120,97/dolar AS.
Survei pada Januari terkait aktivitas pabrik global yang dirilis Senin menunjukkan, kondisi bulan itu sama seperti tahun lalu, dimana banyak negara mengejar kapasitas, namun terlalu sedikit permintaan.
Ekspansi manufaktur global dipercepat sedikit, tapi tetap lemah pada awal 2016 karena pertumbuhan yang lebih cepat di pasar negara maju, gagal mengimbangi kontraksi di negara berkembang.
Data ekonomi AS menunjukkan, aktivitas pada Januari mengalami kontraksi, dan ini merupakan kontraksi bulan keempat berturut-turut karena industri manufaktur harus bergulat dengan dolar yang kuat dan harga minyak yang lebih rendah, yang memaksa perusahaan energi untuk memotong pengeluaran lebih, tetapi laju penurunan tampaknya melambat. (citraindonesia)‎

Halaman :

Berita Lainnya

Index