Banyak Proyek Tidak Maksimal dan Terkesan Buru-buru, Wabup Kecewa

Banyak Proyek Tidak Maksimal dan Terkesan Buru-buru, Wabup Kecewa

HARIANRIAU.CO, MERANTI - Dalam memonitor dan mengevaluasi sejumlah pembangunan infrastruktur di Kecamatan Tasik Putripuyu, Kamis, 29 Desember 2016, Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Said Hasyim menemukan sejumlah pembangunan yang tidak mencapai progres maksimal dan terkesan dikerjakan buru-buru.

Turut mendampingi dalam peninjauan ini, anggota DPRD, Asmawi, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Hendra Putra, Kepala Bagian Humas, Helfandi, Plt Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora), Drs H Ismail Arsyad, Kepala Administrasi Pembangunan, Eldi Syahputra, Ketua MUI, Mustafa SAg, dan Plt Kepala Dinas Pendidikan, Rosdaner Spd

Setelah menghadiri Maulid Nabi di Masjid Al Muttaqin Dusun Parit Bunga Desa Dedap Kecamatan Tasik Putripuyu, rombongan langsung menuju ke Desa Kudap dan menyambangi pembangunan MCK di pasar Kudap yang dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum melalui swakelola oleh kelompok masyarakat melalui dana DAK dengan anggaran Rp154 Juta.

Dalam peninjauannya Wakil Bupati agak kecewa karena proyek pembangunan di Pasar Kudap itu hingga akhir tahun 2016 ini proses pembangunannya belum tuntas dan terbengkalai ditinggal pekerjanya.

"Tolong ini bisa tidak diselesaikan sebelum akhir tahun, masa sudah mau dekat masa habisnya belum selesai pengerjaannya," kata wakil bupati kepada pegawai Dinas PU.

Selanjutnya Wakil Nupati juga meninjau pembangunan infrastruktur MCK kombinasi komunal dengan sistem perpipaan yang juga terletak di Desa Kudap dengan biaya pekerjaan sebesar Rp405.093.200 dengan pelaksana KSM Kudap Bina Lestari.

Hal yang sama juga terjadi, disini pembangunan proyeknya juga belum tampak selesai dikerjakan, dimana  terdapat beberapa item yang belum dipasang seperti tangki air, kran, tempat mesin, dan beberapa dinding yang belum dicat. Adapun waktu pelaksanaan proyeknya sudah berakhir yakni 9 November lalu.

"Ini siapa PPTK nya, kalau pembangunannya belum selesai jangan dicairkan dananya, nanti bisa bahaya," kata Said.

Proyek pembangunan yang selanjutnya menjadi monitoring wakil bupati san rombongan adalah pembangunan pasar rakyat di Desa Bandul menggunakan dana DAK, biaya pengerjaannya sebesar Rp532. 290.000.

Lagi dan lagi kekecewaan wakil bupati terluapkan. Dimana pengerjaan pasar tersebut dikerjakan asal-asalan dan terkesan buru-buru mengingat waktu pengerjaan proyek tersebut hampir habis.

Di sini wakil bupati melihat banyak kejanggalan, yang mana pengerjaannya tidak rapi dan konstruksi bangunannya pun tidak kuat.

"Sebenarnya pekerjaan ini tidak usah dilaksanakan mengingat waktu yang mepet. Kualitas pekerjaannya pun tidak bagus jika dikerjakan buru buru, lihat saja konstruksinya hanya menambah kost tinggi dan biaya pemeliharaan yang besar, seharusnya fungsinya tidak lebih dari pasar," kata Said sambil menunjuk besi yang dipasang tanpa ada fungsinya.

Said Hasyim menghimbau kepada masyarakat untuk mengawasi semua proyek pembangunan yang dijalankan. Jika ditemukan penyelewengan diminta untuk segera melapor kepada dirinya dan pihak terkait.

Kepada SKPD terkait Wakil Bupati juga mengingatkan untuk bekerja serius dan tidak berbuat macam-macam.

"SKPD terkait harus mengontrol dan awasi kontraktor, jangan macam-macam, kepada masyarakat awasi setiap pekerjaan bila perlu laporkan secara tertulis dan bila perlu dibuat tembusan, saya akan berusaha untuk turun ke lapangan," tegas Said.

Seiring telah disahkannya APBD Meranti tahun 2017, Wakil Bupati meminta SKPD untuk segera mencari konsultan dan buat perencanaan, dan dalam proses pembangunan ia mengingatkan jangan ada konsultan yang kongkalikong dengan SKPD bersangkutan.

"Pertengahan tahun diharapkan lelang sudah selesai agar tidak terburu-buru pengerjaannya. Dan saya ingatkan SKPD jangan ada yang kong kalikong dengan konsultan. Buat perencanaan sesuai skala prioritas yang akan kita coba merealisasikannya menggunakan dana APBD Kabupaten, APBD Povinsi dan APBN," kata Said lagi. (halloriau)

Halaman :

Berita Lainnya

Index