Mahasiswa Inhil Ciptakan Sistem Kincir Air dan Monitoring Keramba Melalui Smartphone

Mahasiswa Inhil Ciptakan Sistem Kincir Air dan Monitoring Keramba Melalui Smartphone

INDRAGIRI HILIR - Danau Maninjau merupakan salah satu danau di Sumatera Barat yang digunakan untuk budidaya perikanan dalam bentuk keramba jaring apung.

Namun, saat ini kondisinya sudah over capacity sehingga menyebabkan perairan danau Maninjau tidak lagi baik untuk budidaya keramba jaring apung. Tubo belerang dan pembalikan arus yang terjadi di danau Maninjau juga turut menyebabkan kematian mendadak pada ikan-ikan di danau Maninjau.

Untuk itu, Muhammad Rizky (23) mahasiswa sistem komputer Universitas Andalas (Unand) Padang, membuat sistem kincir air dan monitoring pada keramba jaring apung di Danau Maninjau.

“Menurut penelitian yang dilakukan pihak lain, kondisi danau maninjau yang telah tercemar menyebabkan oksigen terlarut diperairan nya terganggu, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan ikan yg dibudidayakan menjadi lamban bahkan kematian, selain itu, peristiwa tubo belerang dan pembalikan arus yang dapat terjadi kapan saja di danau maninjau, dapat menyebabkan ikan mati mendadak.” Ujar Rizky.

Menurutnya, peristiwa tubo belerang dan naik nya air dasar danau akibat proses pembalikan arus yang mengandung ammonia tersebut dapat diketahui dengan parameter kondisi pH air danau, sehingga pada sistem  monitoring yang dibuatnya tersebut menggunakan sensor pH dan terkoneksi ke aplikasi di smartphone pemilik keramba jaring apung agar mampu secara langsung diinformasikan ke pemilik.

“Sistem Monitoringnya dikoneksikan ke jaringan internet dan sebuah aplikasi untuk smartphone, sehingga pada kondisi tertentu yang membahayakan bagi ikan di KJA, aplikasi tersebut akan memberikan peringatan kepada pemilik keramba” jelas Alumnus SMA N 1 Tembilahan Hulu, Inhil ini.
Lebih lanjut Mahasiswa kelahiran Tembilahan, 17 September 1993 ini menjelaskan,hasil sistem monitoring tersebut dapat dilihat oleh siapa saja melalui halaman web yang dibangun untuk menampilkan data-data yang didapatkan oleh sistem tersebut.

“Ya harapannya adalah system kincir air dan monitoring ini mampu membantu menjaga kondisi oksigen terlarut dan mengawasi kondisi pH perairan danau Maninjau, sehingga ketika terjadi perubahan pH yang membahayakan bagi ikan di KJA, bisa segera di lakukan aksi untuk menyelamatkan ikan di KJA” tutup mahasiswa bimbingan Zaini dan Lathifah Arief itu. (IKC)

Halaman :

Berita Lainnya

Index