Dolar AS Menguat, Rupiah Reli

Dolar AS Menguat, Rupiah Reli
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO JAKARTA - Nilai tukar rupiah bergerak positif pada perdagangan awal pekan, Senin (22/2/2016), di tengah menguatnya dolar AS terhadap mata uang dunia dan kejatuhan yen.

Menurut Bloomberg, mata uang NKRI di pasar spot dibuka menguat 0,22% atau 29,5 poin ke Rp13.479/dolar AS dari penutupan Jumat yang berada di Rp13.509/dolar AS.

Rupiah kemudian reli dan pada pukul 09:46 WIB terpantau berada di Rp13.452/dolar AS karena telah naik 0,42% atau 56,50 poin.

Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama yang menjadi rival utamanya, menurut Investing, pada pukul 09:46 WIB naik 0,22% ke level 96,83.

Di sisi lain, Bloomberg JPMorgan Asia Dollar Index yang mengukur kekuatan sekeranjang mata uang emerging markets di Asia terhadap dolar AS, naik 0,06% ke level 105,57.

Euro turun 0,13% ke 1,1116/dolar AS, dolar Australia menguat 0,17% ke 0,7160/dolar AS, sementara persoalan akan keluar tidaknya Inggris dari Uni Eropa membuat poundsterling turun lagi 0,87% ke 1,4280/dolar AS, dan yen yang tengah mengalami tren kejatuhan, merosot 0,22% ke 112,8800/dolar AS.

Dari 10 mata uang emerging markets di Asia yang dipantau Bloomberg, enam menguat dengan dipimpin rupiah, disusul won yang naik 0,13% dan dolar Hong Kong yang naik 0,09%.

Yuan stabil sendirian, sementara peso memimpin pelemahan dengan turun 0,15% disusul ringgit (-0,05%) dan baht (-0,04%).

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, memprediksi kurs rupiah akan mampu mengatasi penguatan dolar AS pada hari ini.

“Secara umum dolar masih akan mendapatkan momentum penguatan di Asia, seiring dengan pelemahan harga minyak mentah serta naiknya inflasi AS. Akan tetapi rupiah berpeluang tetap stabil dengan dorongan penguatan, paling tidak untuk mengoreksi kepanikan yang terjadi pada perdagangan Jumat,” katanay kepada Bisnis.

Inflasi tahunan AS naik tajam, hampir dua kali lipat dari angka pada Desember 2015.

Menurut Rangga, meski kenaikan itu tidak serta merta meningkatkan peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dalam waktu dekat, kenaikan inflasi tetap memengaruhi investor.

“Jika inflasi AS sudah naik, ketika perekonomian global dan harga minyak pulih, maka kenaikan FFR yang merupakan target signifikan, tidak akan terhindarkan,” katanya.

Indeks manufaktur Zona Euro dan AS yang akan dirilis pada sore dan malam nanti, diperkirakan sedikit membaik.

Halaman :

Berita Lainnya

Index