Masyarakat Blokir Alat Berat Proyek Jalan Kotabaru - Sanglar

Masyarakat Blokir Alat Berat Proyek Jalan Kotabaru - Sanglar

INDRAGIRI HILIR - Proyek pekerjaan jalan Kotabaru - Sanglar yang tinggal beberapa meter saja akan selesai pelaksanaannya, akhirnya kini dipastikan akan tertunda lagi. Pasalnya, truk mixer yang mengangkat material semen untuk penyelesaian jalan itu, tidak diperbolehkan lagi berjalan oleh masyarakat setempat.

Pelarangan itu bukan tanpa sebab, selain telah membuat jalanan yang semula mulus kini penuh lubang, jembatan yang berada di Parit Sei Gergaji, ikut rubuh pula beberapa waktu lalu, akibat aktifitas truk mixer tersebut.

Seperti yang disampaikan oleh Andi Muksin, masyarakat setempat yang berprofesi sebagai petani kelapa, rubuhnya jembatan tersebut telah merugikan masyarakat, khususnya petani kelapa. Ada sekitar 500 petani, jelas Andi, yang memanfaatkan jalur Parit Sei Gergaji untuk mengeluarkan kelapa-kelapa dari kebun mereka.

"Sedikitnya ada 200 ribu butir kelapa yang keluar melalu jalur Parit Sei Gergaji ini. Sejak jembatan ini rubuh, kita jadi terhambat mengeluarkan kelapa-kelapa kita hingga ke penampung," cerita Andi, Senin lalu (20/3/2017) dilansir senuju.

Upah untuk melansir kelapa-kelapa tersebut yang biasa ditanggung Andi sebesar Rp500 ribu, jelasnya, kini menjadi Rp1 juta. Hal ini disebabkan waktu yang diperlukan hanya 3 hari, akibat jembatan yang runtuh kini menjadi 6 hari.

"Belum lagi harga jual yang kami terima jadi menurun karena kelapa lambat sampai. Biasa jual Rp3000 kini menjadi Rp2300. Penampung kan maunya kelapa masih segar," ungkap Andi kesal.

"Coba abang hitung berapa kerugian kami. Disinilah periuk tempat masyarakat kami mencari nafkah," sambungnya dengan sedikit amarah.

Menurut Camat Keritang Syafruddin, pemblokiran truk molen dari PT Bengkalis Era Jaya sebagai pemenang proyek yang terkenal dengan sebutan Paket A itu, untuk dapat bekerja menyelesaikan pekerjaan seharusnya tidak sampai terjadi jika pihak perusahaan kooperatif.

"Baru saja jembatan ini rubuh kita sudah fasilitasi mereka dapat bermusyawarah dengan masyarakat. Dan mereka sendiri yang berjanji untuk menyelesaikan segera jembatan ini," kata Syafruddin yang mengantarkan wartawan langsung ke lokasi kejadian.

Penyelesaian jembatan pun, sambung Syafruddin, pada waktu itu tidak terlalu memberatkan perusahaan. Cukup dengan mereka membersihkan bekas reruntuhan jembatan kemudian jembatan disambung kembali dengan kayu pohon kelapa.

"Dengan begitu kan masyarakat tak terganggu lagi. Yang mau melintasi diatas bisa lewat karena jembatan sudah dibuat walau darurat, yang dibawah pun untuk melansir kelapa tak terganggu lagi. Nah, ini janjinya sudah hampir 5 minggu belum juga ada tanda-tanda akan dipenuhi. Makanya masyarakat pun marah," jelas Syafruddin.

Pihak Dinas Bina Marga Kabupaten Indragiri Hilir, sebut Syafruddin, sudah pula mengetahui permasalahan tersebut. Melalui sambungan telpon, kata Syafruddin juga, Kabid Bina Marga Inhil Yusneldi juga telah menyampaikan bahwa penyelesaian jembatan dengan pola yang disepakati sudah diizinkan oleh Bina Marga Inhil.

"Jadi apa lagi kendala PT Bengkalis Era Jaya ini untuk memenuhi janjinya? Kemarin alasan mereka kan harus izin Binamarga. Nah sekarang sudah boleh," tegas Syafruddin.

Untuk saat ini, sebagai camat, Syafruddin sangat mengharapkan agar PT Bengkalis Era Jaya dapat mempertanggungjawabkan janji yang telah disepakati. Dengan begitu, kerugian masyarakat tidak akan berlarut.

"Kita sangat mengharapkan betul segeralah dikerjakan. Jangan sampai pekerjaan jalan yang seharusnya dapat dinikmati masyarakat malah menjadi masalah di pihak lainnya," pungkas Syafruddin. (Snj)

Halaman :

Berita Lainnya

Index