Jualan Indomie, Keluarga Salim Untung Rp 4,14 Triliun di 2016

Jualan Indomie, Keluarga Salim Untung Rp 4,14 Triliun di 2016

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun lalu. Perusahaan barang konsumsi milik Grup Salim ini mengantongi laba bersih Rp4,14 triliun, naik 39,6 persen dari Rp2,97 triliun di tahun 2015.

Direktur Utama Indofood Anthoni Salim menjelaskan, perseroan membukukan kenaikan penjualan bersih konsolidasi sebesar 4,2 persen menjadi Rp66,75 triliun dari Rp64,06 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

“Kelompok usaha strategis produk konsumen bermerek memberikan kontribusi sekitar 51 persen terhadap penjualan neto konsolidasi, sedangkan bogasari, agribisnis dan distribusi masing-masing memberikan kontribusi sekitar 22 persen, 19 persen, dan 8 persen,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/3).

Dari perolehan tersebut, perseroan mencatatkan laba usaha tumbuh 12,5 persen menjadi Rp8,29 triliun dari Rp7,36 triliun, dan marjin laba usaha naik menjadi 12,4 persen dari 11,5 persen. Laba bersih tumbuh 39,6 persen menjadi Rp4,14 triliun dari Rp2,97 triliun.

“Marjin laba bersih naik menjadi 6,2 persen dari 4,6 persen. Dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, core profit naik 12,0 persen menjadi Rp3,99 triliun dari Rp3,56 triliun di tahun sebelumnya,” jelas Anthoni.

Ia menyatakan 2016 merupakan tahun yang sangat baik bagi Indofood. Peseroan, lanjutnya, berhasil mencatatkan rekor tertinggi untuk laba bersih dan laba ini, yang menunjukkan kualitas laba yang baik.

“Memasuki tahun 2017, kami tetap optimis dengan prospek perekonomian dalam negeri dan harga komoditas, terutama CPO. Kami akan terus mengejar pertumbuhan organik maupun anorganik yang berkelanjutan secara hati-hati guna meningkatkan pertumbuhan top line dan bottom line dengan tetap mempertahankan posisi keuangan yang sehat,” jelasnya.

Sementara, anak usaha perseroan di bisnis produk konsumen, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan pertumbuhan penjualan bersih konsolidasi sebesar 8,6 persen menjadi Rp34,47 triliun dari Rp31,74 triliun pada tahun sebelumnya.

Divisi mie instan kembali menjadi kontributor terbesar dengan memberikan kontribusi sekitar 64 persen terhadap penjualan neto konsolidasi, diikuti olehdairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus serta minuman, yang masing-masing memberikan kontribusi sekitar 20 persen, 7 persen, 2 persen,2 persen dan 5 persen.

Analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, laba sebelum beban bunga dan pajak (EBIT) Indofood pada 2016 dibukukan Rp8,3 triliun, sejalan (in-line) dengan prediksinya, dan 3 persen di atas prediksi pelaku pasar.

“Unit agribisnisnya, Indofood Agri, sudah membukukan kinerja yang cukup baik karena adanya rebound pada produksi minyak sawit. Hal tersebut menutup pelemahan tipis pada EBIT Indofood CBP. Sementara itu, laba bersih dibukukan Rp4,1 triliun, 4 persen di atas prediksi kami dan 2 persen di atas prediksi pelaku pasar,” jelasnya.

Ia menilai valuasi saham Indofood saat ini lebih baik daripada Indofood CBP, karena adanya diskon valuasi terhadap anak usahanya yang tercatat di bursa (listed subsidiaries).

Sementara, eksposur terhadap agribisnis dapat mendukung pertumbuhan laba tahun ini, tetapi relatif terhadap Indofood CBP yang tidak memiliki lindung nilai alami (natural hedge) terhadap risiko kenaikan harga bahan mentah. (Cnn)

Halaman :

Berita Lainnya

Index