Asuransi Ternak Sapi di Meranti Sepi Peminat

Asuransi Ternak Sapi di Meranti Sepi Peminat
Ilustrasi

MERANTI - Program asuransi ternak sapi yang digagas Kementerian Pertanian untuk memberikan perlindungan atas kematian dan kehilangan sapi peternak di Kabupaten Kepulauan Meranti masih sepi peminat. Bahkan, sebagian peternak sapi tidak mengetahui adanya asuransi ternak sapi di Meranti.

Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTP2) Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Kabid Peternakan, Ifwandi, Senin (27/3/2017) mengatakan, hingga saat ini belum ada satupun peternak yang mengasuransikan sapi-sapinya. Padahal, peternak akan mendapatkan jaminan jika ternak sapinya diasuransikan.

Dia menyebut, setiap peternak atau setiap ekor sapi bernilai premi Rp 200 ribu per tahun dengan peternak menyetor Rp 40 ribu atau 20 persen. Sedangkan selebihnya, Rp 160 ribu atau 80 persen menjadi kewenangan dan akan dibayar Kementerian Pertanian.

"Sebenarnya sangat membantu peternak dan kami hanya memfasilitasi saja," ujar Ifwandi.

Dijelaskan Ifwandi, sepinya peminat asuransi sapi di Meranti ini bisa disebabkan ketidaktahuan peternak ataupun masih enggannya peternak masuk asuransi karena harus membayar premi per bulan. Dalam waktu dekat ini kata Ifwandi, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak asuransi untuk mempertanyakan terkait kuota asuransi peternak sapi untuk Meranti.

Pihaknya juga akan berupaya melakukan lobi ke asuransi Jasindo dan kementrian berharap Meranti akan mendapatkan jumlah yang akan diusulkan.

"Untuk kuota di Meranti saya belum tau, namun kita akan ajukan seluruh sapi di Meranti agar masuk asuransi. Populasi sapi di Meranti mencapai 5.518 ekor," ujarnya.

Terkait jumlah pertanggungan asuransi kata Ifwandi, per ekor sapi diberi pertanggungan sebesar Rp 10 juta. Uang itu akan diterima peternak jika sapi miliknya mati atau hilang. Ia menjelaskan, kriteria peserta adalah skala usaha kecil yang mempunyai sapi betina minimal usia satu tahun.

"Nanti semua sapi akan kita data agar peternaknya bisa menikmati asuransi ini," ujar Ifwandi. (hlr)

Halaman :

Berita Lainnya

Index