Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Perlu Ditinjau

Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam Perlu Ditinjau
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO JAKARTA - Wakil Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Sudarnoto mengatakan isu radikalisme dalam dunia pendidikan Islam memang tengah menjadi sorotan. 

Menurut dia, perlu ada tinjauan terhadap kurikulum-kurikulum lembaga pendidikan Islam.

Ia menilai, faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah buku pedoman untuk kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan Islam dari berbagai jenjang. 

"Kita harus memperhatikan buku-buku pegangan yang digunakan pelajar dan mahasiswa dalam lingkungan pendidikan Islam," ucapnya ketika memberi keterangan dalam Rapat Pleno V Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Gedung MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/2).

Dia menjelaskan, hal tersebut agar membuktikan bahwa lembaga pendidikan Islam juga mengajarkan nilai-nilai Pancasila. "Harus diyakinkan betul, pendidikan Islam harus menguatkan penanaman nilai pancasila," jelas Sudarnoto.

Terkait hal itu, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin, berpendapat, isu radikalisme yang menyusup di pondok-pondok pesantren tidak boleh dipandang secara general. Ia menilai, eksistensi pondok pesantren telah ada sejak berabad lalu dan telah melahirkan tokoh-tokoh bangsa.

Namun, ia tidak menutup mata bahwa memang benar ada pondok pesantren yang demikian. "Mungkin ada satu atau dua pesantren (radikal), tapi juga artinya jangan digeneralisasi," ujarnya.

Din menilai, pemerintah juga harus bijak dan tidak sembarangan memberikan label-label negatif pada pondok pesantren. Hal itu akan menghambat calon siswa-siswi yang ingin hendak mempelajari dan mendalami Islam. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index