Danau Toba Jadi Ikon Baru Pariwisata Indonesia

Danau Toba Jadi Ikon Baru Pariwisata Indonesia

HARIANRIAU.CO - Keindahan alam yang tersebar di Indonesia memang memiliki potensi untuk dapat menjaring sebanyak mungkin wisatawan mancanegara datang ke Tanah Air.

Bali yang selama ini sudah menjadi ikon tujuan wisatawan lokal dan mancanegara dari berbagai negara serta memiliki infrastruktur sangat memadai, sudah tak perlu diragukan lagi keindahannya.

Tak cukup mempromosikan kunjungan wisatawan ke Bali saja, pemerintah kini juga sedang menggencarkan promosi pariwisata ke Danau Toba di Sumatera Utara.

Oleh Presiden Joko Widodo, Danau Toba dijadikan salah satu dari 10 tujuan utama yang sedang dikembangkan potensi wisatanya dan untuk itu perlu disediakan infrastruktur bandara yang memadai dan berkelas internasional.

Ke-10 tujuan wisata itu adalah Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Pulau Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Danau Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Gunung Bromo (Jawa Timur), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Pantai Tanjung Lesung (Banten), dan Kepulauan Seribu (DKI Jakarta).

Pembangunan infrastruktur untuk memudahkan wisatawan datang ke Danau terbesar di Indonesia, dan konon juga di dunia itu, terus dilakukan antara lain dengan pembangunan jalan tol serta bandar udara menuju lokasi itu.

Salah satu infrastruktur yang dibangun pemerintah untuk mendukung kunjungan ke Danau Toba adalah Terminal Bandar Udara Internasional Silangit di Silangit, Siborong-Borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 24 November 2017.

Bagi kalangan pengusaha wisata, bandar udara tersebut dinilai strategis dan penting dalam upaya mendorong wisatawan lokal dan mancanegara datang ke Danau Toba, yang saat ini memang sedang gencar-gencarnya dipromosikan pemerintah sebagai tujuan wisata dunia.

Padahal sebelum menjadi bandar udara internasional, Bandara Silangit hanyalah sebuah bandar udara perintis yang memiliki fasilitas minim dan landasan pacu yang pendek, yakni 1.800 meter, sehingga hanya bisa didarati pesawat berbadan kecil dengan frekuensi yang sedikit pula.

Namun kini Bandara Silangit sudah mengalami banyak perubahan, baik dari sisi bangunan, landasan pacu, hingga fasilitas serba canggih yang memudahkan penumpang untuk mendapatkan informasi dan kemudahan lain.

Bandara Silangit yang selesai dikembangkan terminalnya itu berkapasitas 500.000 penumpang per tahun ini dilengkapi dengan fasilitas CIQ (Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina), landasan pacu 2.650 x 30 meter, dan PCN (tingkat kekerasan landasan) yang bisa mengakomodasi pesawat berbadan sempit sejenis Airbus A320 dan Boeing 737-800.

Bangunan yang berarsitektur Batak itu juga menerapkan fitur bandara pintar (smart airport) dengan teknologi digital, antara lain berupa wi-fi gratis, layar jadwal bus dan penerbangan, pembayaran elektronik (e-payment), mesin tiket bus, informasi turis, cek in mandiri (self check-in), dan berbagai fitur digital.

PT Angkasa Pura II pun telah menyiapkan Bandara Internasional Silangit di Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu perintis/ pionir penerapan konsep bandara pintar guna menunjang sektor pariwisata Danau Toba.

Berbagai fasilitas digital tersebut sudah dapat digunakan sejak 28 Oktober 2017 atau bersamaan dengan penerbangan rute Singapura-Silangit, yang merupakan rute luar negeri perdana di Bandara Internasional Silangit.

Fasilitas-fasilitas tersebut adalah jadwal bus bandara di mana para pengguna jasa bandara dapat mengetahui perkiraan/estimasi waktu melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi ke tempat tujuan masing-masing.    

Bandara ini, selain Bandara Internasional Kuala Namu, Medan, menjadi gerbang bagi wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung dan melestarikan budaya adat Batak dan Danau Toba, membangun kampung halaman dan gerbang menuju kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Dikunjungi sejuta wisatawan

Pemerintah akan memperbanyak frekuensi penerbangan ke Bandara Internasional Silangit, Sumatera Utara, untuk mengembangkan potensi wisata di kawasan itu terutama Danau Toba yang sudah terkenal.

Sejumlah maskapai yang sudah melayani penerbangan di Silangit adalah Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Wings Air dan Batik Air.

Untuk itu, bangunan terminal dan landasan pacu sudah dan akan terus dikembangkan sehingga nanti bisa lebih banyak menampung penumpang. Tentunya kalau frekuensi penerbangan bertambah makin banyak wisatawan datang ke Toba seperti halnya ke Bali.

Makin ramainya Bandara Silangit didarati dan menerbangkan pesawat sangat penting dan strategis mengingat pemerintah telah mencanangkan Danau Toba sebagai salah satu tujuan wisata prioritas dengan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatera Utara diproyeksikan mencapai sejuta orang pada tahun 2019.

Untuk mencapai angka kunjungan sejuta wisman, dibutuhkan tujuan wisata kelas dunia dan bandara berkelas internasional.

Dengan penerbangan internasional langsung menuju Danau Toba, yang saat ini sudah dilayani Garuda Indonesia dari dan ke Singapura, maka objek wisata ini akan menjadi salah satu tujuan wisata terbaik di dunia, dan membawa kesejahteraan untuk masyarakat di Sumatera Utara, khususnya di sekitar Danau Toba.

Jika dilihat dari jarak dari Bandara Kualanamu, Medan, menuju Danau Toba di Parapat, dibanding dengan dari Bandara Silangit menuju Danau Toba di Parapat, maka jarak tempuh lebih cepat dari Bandara Silangit sekitar 2,5 jam.

Oleh sebab itu, keberadaan Bandara Silangit yang kini memiliki banyak jadwal penerbangan bisa memudahkan wisataan lebih banyak lagi datang ke Danau Toba. Bahkan Pemerintah sebelum 2020 akan memperpanjang landasan pacu Bandara Silangit menjadi 3.000 meter, agar bisa menampung pesawat berbadan lebih lebar lagi.

Pemerintah pusat dan daerah bersama-sama membenahi akses menuju Danau Toba dengan membangun serta memperbaiki sejumlah infrastruktur, serta mengampanyekan bersih lingkungan di danau terbesar di Indonesia itu.

Selain memiliki bandara itu, sejumlah akses jalan tol juga dibangun dalam upaya mempermudah wisatawan berkunjung ke Danau Toba, yaitu membangun jalur tol dari Kualanamu ke Tebing Tinggi, menuju Siantar, dan Parapat.

Salah satu bukti nyata pemerintah mengembangkan Danau Toba adalah Presiden Joko Widodo pada 1 Juni 2016 menandatangani Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.

Sekarang tinggal bagaimana masyarakat setempat bisa menerima dan bersikap ramah dalam menyambut kedatangan wisatawan datang ke Danau Toba, karena keramahan penduduk merupakan salah satu kunci keberhasilan kunjungan wisatawan datang ke suatu lokasi.

Halaman :

Berita Lainnya

Index