HARIANRIAU.CO - Setiap pemimpin negara memiliki gaya kepemimpina masing-masing. Bahkan kepemimpinan dari satu Negara dengan Negara lain memiliki banyak perbedaan. Ada yang tegas, ada yang terlihat sabar dan penuh wibawa.
Namun ada pemimpin Negara yang berjiwa dictator, dictator sendiri bisa diartikan dengan sikap dan gaya memerintah yang otoriter.
Melansir dari idntimes.com, berikut ini aalah deretan para petinggi negera yang dikenal memiliki gaya pemimpinan yang keras.
1. Mustafa Kemal Ataturk
via idntimes.com
Saat kesultanan Usbani runtuh tahun 1922, Republik Turki dipromosikan tahun 1923 dengan Ataturk yang menjadi presidennya. Usai berhasil menduduki kursi presiden ia langsung membentuk Partai Rakyat dan membentuk rezim partai tunggal. Ataturk bercita-cita membentuk negara modern dan sekuler, dengan menggunakan wibawa dan kharismanya.
Pada tahun 1931 ideologi rezim yang disebut Kemalisme atau Ataturkisme, dinyatakan dalam enam prinsip: republikanisme, nasionalisme, populisme, stateisme, sekularisme, dan revolusionisme.
2. Soeharto
via idntimes.com
Soeharto menjadi satu-satunya presiden terlama di Indonesia, yakni selama 32 tahun. Ketika menggantikan Soekarno di tahun 1967, dengan tegas Soeharto memusnahkan Partai Komunis Indonesia. Pada masanya, apapun yang berbau komunis langsung dihancurkan.
Para masyarakat dan aktivis yang menentang kebijakannya, langsung di penjara dan diculik, karena diiduga terindikasi golongan komunis.
3. Joseph Stalin
via idntimes.com
Dimasa kekuasaannya, Stalin lakukan kampanye teror politik besar-besaran. Pembersihan, penahanan, serta deportasi ke kamp kerja paksa terjadi secara luas. Sudah tak terhitung banyaknya pemimpin partai, industrial, dan militer yang hilang saat teror besar tersebut terjadi.
4. Benito Mussolini
via idntimes.com
Mussolini merupakan pendiri dan pemimpin Fasisme Italia. Fasisme meluas hingga seluruh penjuru negeri. Sejak 1926, pemimpin Fasis tersebut mengubah Italia jadi sebuah rezim partai tunggal yang totalitarian. Para pegawai dan pekerja diorganisasikanke dalam kelompok-kelompok yang dikontrol oleh partai yang mewakili sektor-sektor ekonomi yang berbeda.
5. Adolf Hitler
via idntimes.com
Hitler dilantik menjadi kanselir Jerman ditahun 1933. Segera usai dilantik ia mengkonsolidasi kekuatan. Posisi-posisi penting di birokrasi, kehakiman, dan pemerintah provinsi diberikan untuk loyalis Nazi. Semua partai politik dihapuskan, segala aktivitas ekonomi, media, dan kebudayaan dikontrol oleh Nazi.
Kebijakan rasial Hitler dimulai saat ia berkuasa, ia menjaga kemurnian ras unggul Arya lalu membasmi ras-ras lain yang menurutnya lebih rendah
6. Fidel Castro
via idntimes.com
Castro mendeklarasikan dirinya menjaadi PM Kuba tahun 1959. Namun ia gagal menjalin hubungan diplomatik serta hubungan dagang dengan AS, Castro lantas menegosiasikan senjata, perjanjian kredit, hingga bantuan makanan dengan Uni Soviet. Castro secara kejam memerintahkan penahanan hhingga eksekusi lawan-lawan politiknya.
sumber: serumpi.com