Cerita Anne Avantie yang Setop Bikin Kebaya Demi Produksi Baju APD

Sabtu, 28 Maret 2020 | 11:55:21 WIB
Atas nama kemanusiaan, Anne Avantie membuat baju APD gratis untuk tenaga medis yang menangani pasien virus corona. (Foto: Dok. Anne Avantie)

HARIANRIAU.CO - Sudah 10 hari terakhir desainer Anne Avantie berhenti membuat kebaya dan gaun-gaun pesanan di rumah produksinya yang berada di Semarang, Jawa Tengah. Tempat tersebut kini tengah disibukkan dengan pembuatan baju alat pelindung diri (APD) yang belakangan sangat dibutuhkan oleh tenaga medis di tengah krisis wabah virus corona.

Hati nurani Anne Avantie tergugah untuk ambil bagian dalam penanganan wabah Covid-19 yang tak cuma terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. "Ini semua perihal kepedulian. Saya berpikir, di kondisi yang tidak baik seperti ini sekalipun, kita harus tetap bisa berbuat baik," ujar desainer yang akrab disapa Bunda Anne itu kepada Wolipop detikcom, Jumat (27/3/2020).

Selama 30 tahun berkarya, Anne Avantie memang memiliki sejumlah yayasan yang bergerak di bidang kesehatan. Namun, belum pernah ia membuat APD, apalagi sampai harus mengesampingkan produksi kebaya yang menjadi sumber utama pemasukannya.

 

 

Bisnis serta kesejahteraan karyawannya menjadi pertaruhan. Apalagi tunjangan hari raya sudah perlu disiapkan menjelang Lebaran. Di sini, keimanan dan kemanusiaan seorang Anne seolah diuji.

"Bagi saya, saat seperti ini bukan waktu yang tepat untuk berhitung. Buku matematika saya tutup. Saya lakukan bagian saya, sisanya saya serahkan kepada Tuhan yang akan menyempurnakannya," tegas Anne.

Atas nama solidaritas dan kebaikan, ia yakin aksinya tidak akan membuatnya kekurangan. Menurut desainer 53 tahun itu, Tuhan akan membuka pintu rezeki dengan cara yang tak terduga.

 

Ia lantas memutuskan untuk membuat baju APD, perlengkapan yang sangat krusial bagi tim medis yang terlibat dalam penanganan Covid-19. Anne yang ketika itu masih berada di Palembang, Sumatera Selatan, langsung berkoordinasi dengan Suster Victorine Ida Nursanti selaku Direktur Eksekutif Rumah Sakit St Elisabeth Semarang.

Suster Victorine datang ke rumah produksi Anne Avantie dengan membawa contoh baju APD untuk dijadikan referensi para penjahit. Setelah melalui proses trial and error selama sehari, APD langsung bisa digarap keesokan harinya.

Anne memilih putih sebagai warna dasar APD, sementara ritsletingnya berwarna merah untuk melambangkan Indonesia. "Saya mau nangis pas memakainya," ungkap desainer langganan selebriti kondang dan pejabat itu. Untuk memastikan kehigienisan APD, tim penjahit juga memperlengkapi diri dengan baju pelindung.

 

Baju APD hanya akan disumbangkan kepada rumah sakit yang telah mengirim surat kepada pihak Anne Avantie. Kebijakan tersebut ditetapkan agar APD tidak jatuh ke tangan pihak-pihak yang ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

"Banyak sekali rumah sakit yang sudah mengirim pengajuan. Ada mungkin 400-an (rumah sakit)," ujar Anne yang enggan merinci jumlah baju APD yang telah diproduksinya sejauh ini.

Dengan berbekal 30 mesin jahit, ia mengaku kapasitas produksi baju APD buatannya tentu sangat terbatas untuk melayani permintaan yang terus berdatangan. Anne pun berharap banyak pihak yang terketuk pintu hatinya untuk ikut serta melakukan hal yang sama demi mencukupi stok APD bagi tenaga medis.

Tak cuma baju APD, Anne juga ikut membantu memastikan ketersediaan masker. Ia mengerahkan para penghuni Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Bulu Semarang yang tergabung dalam Griya Kreatif binaannya untuk memproduksi masker. "Ada 14 mesin jahit di sana," kata Anne yang mendirikan Griya Kreatif 14 tahun lalu.
 

 

Sumber: wolipop.detik.com

Terkini