"Seteru", Film yang Mengajak Generasi Muda Cinta Tanah Air

INDONESIA merupakan negara yang kaya dengan keragaman budaya, alam, dan sumber daya manusia. Sejarah mencatat sejak berabad-abad Nusantara menjadi pertemuan beragam etnik dan budaya. 

Segala keragaman tersebut menjadi modal penting membangun kekuatan dan kebesaran negeri ini. Bahkan keragaman dan interaksi dengan berbagai kebudayaan yang berbeda itulah yang melahirkan Indonesia. 

Sayangnya, belakangan terdapat kecenderungan untuk menjadikan perbedaan sebagai sumber pertikaian. Kepentingan politik, kesenjangan ekonomi, acap dijadikan alat dan alas an untuk konflik sosial. 

Bahkan di beberapa tempat, konflik dan ketegangan itu seolah diturunkan ke generasi berikutnya, sehingga melahirkan lingkaran setan permusuhan dan konflik yang tak jarang meletupkan kekerasan. Misalnya permusuhan antara sekolah yang meletup dalam bentuk tawuran antarpelajar dari sekolah berbeda yang terus dipelihara dari generasi ke generasi. 

Ihwal tawuran inilah yang disodorkan Hanung Bramantyo untuk mengajak penonton berdialog mengenai persoalan tawuran antarpelajar di Indonesia hari ini lewat film “Seteru”. Dari sebuah “dunia kecil” tawuran sekolah, penonton diajak merenung tentang “dunia besar” bernama Indonesia. 

Seteru, Film yang Mengajak Generasi Muda Cinta Tanah Air

Film “Seteru” merupakan inisiatif Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk menyampaikan pesan-pesan cinta Tanah Air dan semangat bela negara kepada generasi muda. Direktur Bela Negara, Ditjen Potensi Pertahanan Kemhan Laksamana Pertama TNI M. Faisal, SE, MM mengatakan, film “Seteru” tidak dibuat dengan semangat menggurui. 

Alasannya anak-anak muda sebagai sasaran utama film ini tidak suka digurui. “Kalau tidak suka dengan filmnya, pesan-pesan yang ingin disampaikan tidak akan sampai. Karena itu kita buat film ini semenarik mungkin, dan itulah tantangannya,” Kata M Faisal. 

Menteri Pertahanan Jend (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan, film “Seteru” merupakan bagian dari upaya membina kesadaran bela negara yang dilaksanakan sejak dini, terpadu, berkesinambungan, dan terus-menerus kepada seluruh komponen bangsa. 

“Intinya, bela negara adalah bagaimana generasi muda mencintai bangsa dan negaranya, bahkan siap berkorban untuk untuk negaranya,” ujar Ryamizard dalam acara serah terima film ini dari sutradara kepada Kemhan di Jakarta, beberapa waktu lalu. 

Film “Seteru” mengambil gambar di Yogyakarta dan Bandung. Menceritakan dua sekolah berbeda strata sosial-ekonomi yang terus terlibat tawuran. Apalagi dua sekolah ini seolah mewakili perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan yang juga kerap menjadi sumber konflik di Tanah Air. 

Mereka yang kerap tawuran mengikuti pembinaan dan ketika menghadapi tantangan yang lebih besar, mereka harus bersatu. Namun, apakah mereka berhasil menghilangkan dendam dan perbedaan yang telah membuat mereka bermusuhan? 

Film ini melibatkan aktor kawakan Mathias Muchus, Alfie Alfandy, bintang muda Yusuf Mahardika, dan Juan Bione “Bio One” Subaintoro. Naskah film ini ditulis Bagus Bramanti, pemenang naskah terbaik Piala Vidia Festival Film Indonesia 2013. Seteru akan tayang di bioskop mulai 27 April 2017.

Halaman :

Berita Lainnya

Index