BI Riau: Tekan Inflasi Dengan Membuat Sambal

BI Riau: Tekan Inflasi Dengan Membuat Sambal
Ilusrasi

PEKANBARU - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau menggelar pelatihan kepada kaum ibu di Kota Pekanbaru untuk membuat sambal, yang bertujuan untuk menekan inflasi dari komoditas cabai dengan cara mengubah pola konsumsi komoditas itu.

"Kita mengajak untuk mengubah pola konsumsinya dengan membuat sambal yang tahan lama dan tidak merusak rasanya. Dengan ini harapannya, ketika menjelang Lebaran kita tidak perlu borong cabai sehingga tidak terjadi kenaikan harga," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Irwan Mulawarman, di Pekanbaru, Senin.

Ia menjelaskan, kondisi Indonesia secara makro seharusnya Indonesia surplus cabai, namun kenyataannya harga kerap tidak stabil dan cenderung melonjak pada momen tertentu seperti menjelang Ramadan dan Lebaran Idul Fitri.

Kajian BI menunjukan, ada kecenderungan orang Indonesia baru membeli cabai dalam jumlah banyak pada momen tertentu. Selain itu, pasokan cabai juga tidak konsisten ditunjukan dengan harga turun saat panen raya, sedangkan saat produksi menurun harga melonjak.

Seperti di Riau contohnya, komoditas cabai masih sangat bergantung pada pasokan dari provinsi lain seperti Sumatera Barat, Jawa dan Sumatera Utara.

Karena itu, BI ingin mencoba perspektif baru kalau cabai seharusnya bisa umurnya lebih panjang dengan cara diolah menjadi sambal.

"Sehingga masyarakat tidak panik kalau cabai harganya tinggi karena ada persediaan sambal," katanya.

Selain itu, BI juga ingin menunjukan kepada masyarakat Riau yang sangat gandrung dengan kuliner pedas, bahwa ada peluang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari bisnis sambal rumahan.

Pada pelatihan tersebut, BI mendatangkan Ibu Mujiati pemilik usaha Sambal CUK (Cabai Untuk Kalengan) asal Kota Surabaya. Mujiati memperkenalkan kepada 150 ibu yang menjadi peserta bahwa sambal bikinan rumahan bisa memiliki nilai jual tinggi.

Bahkan, Sambal CUK sudah diekspor hingga ke Amerika Serikat dan Taiwan.

"Siapa tahu nanti ada oleh-oleh sambal dari cabai khas Riau yang bisa mendunia," katanya.

Dalam pelatihan itu Mujiati mengatakan, bahwa usahanya menerapkan subsidi silang agar tidak dipusingkan dengan gejolak harga cabai yang tidak stabil. "Kalau harga cabai sedang murah, saya untung banyak dan itu yang disubsidi ketika harga bahan baku naik. Jadi, saya tidak pusing lagi harus naik-turunkan harga jual sambal," ujarnya. (Ant)

Halaman :

Berita Lainnya

Index