Potensi Karhutla Riau Tinggi, Ini Penyebabnya

Potensi Karhutla Riau Tinggi, Ini Penyebabnya

PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan berdasarkan data "fire danger rapid system" (FDRS), sebagian besar wilayah provinsi Riau dalam kategori merah atau mudah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Slamet Riyadi kepada Antara di Pekanbaru, Jumat, menjelaskan kondisi itu disebabkan sejumlah faktor di antaranya adalah cuaca, suhu, kelembaban, kecepatan angin serta curah hujan.

"Artinya berdasarkan FDRS hari ini diprediksi tingkat kerawanan kebakaran cukup tinggi, bisa disebabkan angin kencang dan cuaca panas," katanya.

Berdasarkan data BMKG Pekanbaru yang diterima Antara hari Jumat, seluruh wilayah Riau masuk dalam kategori merah atau dalam kondisi sangat mudah terbakar.

BMKG juga menyatakan kelembaban udara pada lapian 10.000 kaki berkisar antara 50-80 persen. Sementara angin bergerak dengan kecepatan 5 hingga 10 knot.

Secara umum, wilayah Riau dalam kondisi cerah berawan, dengan prakiraan tingkat kemudahan terjadinya Karhutla cukup tinggi.

Meski begitu, dia mengatakan kondisi tersebut bisa berubah setiap hari, tergantung dari kondisi cuaca.

Ia menjelaskan data FDRS diperoleh berdasarkan data cuaca setiap hari pada pukul 13.00 WIB. Kondisi itu bisa berubah berdasarkan cuaca pada hari tertentu.

"Kalau dilihat dari kondisi kerawanan bisa jadi cukup kerawanan Karhutla tinggi. Namun kan kondisi gambut basah karena memang Riau beberapa hari ini diguyur hujan," jelasnya.

"Kemudian peta FDRS tersebut bukan faktor utama. Faktor utama itu tetap manusia (yang membakar lahan)," ujarnya.

BMKG Pekanbaru sebelumnya menyatakan wilayah Riau memasuki musim panas pada awal Juni, yang diprediksi akan terjadi hingga November mendatang.

Kondisi itu yang kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meemperpanjang status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan oleh Pemerintah Provinsi Riau hingga November 2017, setelah berakhir pada 30 April lalu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger telah menginstruksikan kepada jajaran Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memantau keberadaan titik-titik panas tersebut terutama pada bulan Suci Ramadhan. (Ant)

Halaman :

Berita Lainnya

Index