Telkomsel Jembatani Ekonomi-Wisata Pulau Cawan

Telkomsel Jembatani Ekonomi-Wisata Pulau Cawan

INDRAGIRI HILIR - Pulau Cawan, wisata tersembunyi yang keberadaannya di Kecamatan Mandah, Inhil, Riau. Bukan hal yang mudah untuk mencapai Pulau Cawan tersebut, butuh waktu perjalanan darat dengan jarak tempuh 6 hingga 7 jam dari kota Pekanbaru menuju Tembilahan sebagai ibukota kabupaten, di tambah sarana transportasi air dengan menggunakan speed boad untuk menyeberangi laut selama 2 jam hingga mencapai tujuan, atau alternative lain jika keberadaan kita sudah di Kecamatan Mandah butuh waktu sekitar 20 hingga 40 menit menggunakan transportasi yang sama. 

Belakangan pulau Cawan mulai dikenal di dunia maya sebagai lokasi wisata menjanjikan dengan hutan mangrove atau bakau dan Pantai Solopnya yang memiliki butiran pasir terbentuk dari cangkang-cangkang binatang laut dan kerang-kerang putih sebagai lapisan pasir disebut Sersah terhampar di pantai tersebut.

Melihat potensi yang ada di Pulau Cawan yang keberadaannya masuk dalam wilayah desa di Kecamatan Mandah tersebut, kita akan di sajikan dengan potensi hasil bumi berupa kelapa dan pucuk nipah yang diolah menjadi klinting rokok untuk pasar Thailand.

Tidak disangkal wilayah yang dulunya terkenal hanya dari hasil bumi yakni kelapa kini mulai digandrungi alamnya oleh wisatawan lokal maupun asing seperti Malaysia dan Singapura berkat gencarnya promosi dari mereka, yang pernah berkunjung dan mengupload momen-momen terbaik melalui media sosial instagram, maupun pemberitaan life melalui gadget mereka. 

"Jumlah kunjungan wisata ke Pulau Cawan hingga pertengahan Juli 2017 menembus 12.000. Hal ini naik hampir dua kali lipat dibanding tahun lalu. Puncaknya pada perayaan Idul Fitri dan dibarengi libur sekolah bulan Juni," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata Indragiri Hilir Haryono Karim. 

Namun untuk meningkatkan kemajuan secara ekonomi melalui perdagangan dan objek wisata di Pulau Cawan tersebut, masih diperlukan dukungan yang maksimal dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam bentuk kemudahan sarana transportasi dan publikasi melalui media sosial yang di miliki pemerintah, serta dukungan media cetak dan online untuk terus ikut mempromosikan pulau tersebut, hingga pada akhirnya diharapkan dapat mengundang investor untuk bersedia mengembangkan potensi pulau tersebut untuk meningkatkan pendapatan dan lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Selain faktor dukungan pemerintah dan masyarakat, dukungan dan peran serta sarana telekomunikasi merupakan menu utama sebagai jembatan kilat penghubung dari satu tempat ke tempat lain guna membuka informasi sebagai sarana ekonomi, kesehatan, pendidikan dan keamanan di Pulau Cawan Tersebut. 

Adalah Telkomsel yang sudah terlebih dahulu mendukung dan memijakkan kehadiran sinyalnya sejak tahun 2012 yang telah mengcover Pulau Cawan tersebut, walaupun dalam memenuhi kebutuhan jaringan bagi masyarakat di pulau tersebut belum mencapai 100 persen dari keseluruhan wilayah yang ada di wilayah tersebut.

Akan tetapi kehadiran sarana telekomunikasi dari Telkomsel dapat membawa pergerakan  sekelas desa untuk mengembangkan informasi promosi wisata dan perekonomian masyarakat Pulau Cawan dengan cara pemanfaatan komunikasi yang ada.  

Jika berkunjung ke Pulau Cawan untuk keperluan berdagang maupun sekedar menikmati alam yang indah dengan keunikannya, kita hanya ditemani layanan telekomunikasi dengan jaringan Telkomsel yang akan muncul di handphone.

"Hanya sinyal Telkomsel yang dapat disini," kata Haryono Karim kepada rombongan Gubernur Riau Arsyadjuliandi dan Bupati Inhil Wardan beserta awak media yang datang beberapa bulan lalu.

Diakui warga sekitar sejak sinyal Telkomsel mengudara di langit Mandah hingga menyebar ke Pulau Cawan merupakan awal kebangkitan kehidupan sosial dan perekonomian serta sektor wisata setempat.  Bahkan bangkitnya perdagangan pulau terluar Riau ini hingga mampu melakukan ekspor hasil bumi berupa kelapa dan aneka ikan langka, udang kepiting dan kerajinan klinting dari pucuk nipah ke Thailand diklaim tidak terlepas dari peran Telkomsel sebagai satu-satunya penyedia layanan jaringan telekomunikasi.

"Masyarakat mendapatkan pesanan pasar dan menjual hasil buminya lewat telepon kepada para saudagar yang ada," tutur Haryono.

Karena berkaca dari informasi dunia luar yang didapat melalui alat telekomunikasi itu, Pulau Cawan yang ekonominya diawal bergantung pada sektor perkebunan kelapa lokal dan kelapa hibrida, termasuk kelapa sawit, karet, kopi, coklat dan pinang juga sagu. Kini mulai mencoba berbenah untuk melirik sektor wisata alam yang dimilikinya. 

Memang jika dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang sudah terkenal di seantero dunia, sebut saja Raja ampat, Sanur, Pantai Solop masih jauh dari adanya. Namun perlu diketahui ada keunikan hamparan pasir putihnya yang terbentuk dari fosil pecahan cangkang kerang dan siput serta sejenisnya pada setiap hempasan ombak saat pasang menumpukkan Sersah.

Demikian juga hutan mangrove atau bakau Pulau Cawan kini menyimpan species Rhizophora apikulata dan Rhizophora mucronata berdiameter 40 centimeter. Ini langka karena kebanyakan bakau yang ada di beberapa wilayah belum sebesar itu hanya 20-30 centimeter.

Bahkan dinyatakan 60 persen hutan bakau Pulau Cawan masih menyimpan pohon yang besar, beda dengan daerah lain, kayunya kecil-kecil. Ada 12 jenis mangrove yang tumbuh di Pulau Cawan dengan usia ratusan tahun, hingga batang dan akarnya mengukir dan melilit kepermukaan menampakan daya seni tersediri saat dijadikan spot foto.

Adapun jenis magrove di sini diantaranya Perepat (Sonneratia alba), Teruntum Merah (Lumnitzera littorea), Kedabu (Sonneratia ovata), Piyai (Acrostichum aureum), Buta-buta (Excocaria agalloca), Nyirih Batu (Xylocarpus Moluccensis), Bakau (Rhizophora Apiculata), Langgadai (Bruguiera Parviflora), Ketapang (Terminalia Catappa), Teruntum Putih (Lumnnitzera Lacemosa), Nyirih (Xylocarpus Granatum), Api-api (Avicennia Alba) yang akan jadi andalan ekowisata  inhil.

Semua potensi ini masih ibarat permata di dalam lumpur. Namun upaya pemerintah daerah untuk menggali sumber pendapatan daerah dari juga tidak boleh kita anggap sepele, sebab Riau yang selama ini hanya bergantung kepada mineral bumi sudah saatnya mencoba beralih dan berbenah ke pariwisata.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan potensi Pulau Cawan luar biasa. Pemerintahannya berjanji akan membantu mengembangkan ekowisata itu, merancang pembangunan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk keperluan kedepan. Wilayah ini akan dikembangkan jadi wisata khusus alam dan penelitian. 

"Lihatlah bakaunya yang telah berusia ratusan tahun membuat lilitan akar mengular dibibir pantai menjadi daya tarik ilmuan," ujarnya. 

Pemerintah kabupaten berencana mengembangkan wisata Pulau Cawan, yang memiliki hutan bakau 1.000 hektare. Sarana dan aneka permainan laut seperti banana boat, olahraga disediakan juga upayakan untuk mempertahankan mangrove atau bakau.

Di sekitar mangrove yang terdapat sungainya akan dibuat aneka perlombaan arung jeram, dayung sampan untuk menarik wisatawan.

Karenanya Inhil membuka pintu bagi investor yang ingin menanamkan modal untuk bisnis wisata di Pulau Cawan. 

"Silahkan sepanjang sesuai dengan upaya pengembangan dari pemerintah," kata dia dilansir dari antara.

Dalam upaya pengembangan pariwisata di Pulau Cawan, Dinas Pariwisata telah membangun berbagai infrastruktur berupa menara pandang, gazebo, panggung, dan wc umum dan tracking kayu dan semen.  Upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat khususnya listrik tahun lalu pemerintah Provinsi Riau sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PlTS) berkapasitas 30KWp dengan anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral setempat. Demikian juga air bersih melalui sumur bor dan toilet umum.

Dengan demikian secara perlahan kebutuhan dasar masyarakat terpencil mulai terpenuhi ada sarana telekomunikasi oleh Telkomsel dan penerangan. 

Masalahnya kini jangkauan transportasi yang belum memadai membuat potensi lain yakni pariwisata yang tidak kalah dimiliki Pulau Cawan masih belum bisa berkembang maksimal. 

Harusnya pemerintah daerah membuka peran lebih untuk membantu pengembangannya ke dunia luar. Dengan melengkapi sarana dan prasaran penunjang transportasi, agar jarak tempuh lebih dekat, pelabuhan memadai tidak lagi sekedar bersandar pompong kayu, serta pelayanan kesehatan dan sebagainya.  Untuk promosi bisa menggunakan media sosial pemerintah yang terpusat di Dinas Komunikasi dan informasika dan Pariwisata melalui penayangan dan promosi pemberitaan. Sehingga semakin dikenal investor pun akan melirik nilai apa yang bisa menguntungkan dan dikembangkan di Pulau itu.

Tentunya tidak sedikit biaya dan upaya yang perlu dilakukan guna menyajikan dan memoles sarana wisata Pulau Cawan agar menarik wisatawan. Selain pembangunan infrastruktur dasar listrik, air, transportasi yang tidak kalah penting adalah telekomunikasi. Telkomsel sebagai satu-satunya provider milik anak negeri telah maju selangkah dan memperhitungkan itikat pemerintah daerah tersebut. Terbukti sejak 2012 mereka menancapkan tiang kemerdekaan berkomunikasi pertama bagi Kecamatan Mandah dan pulau-pulau sekitarnya hingga ke Cawan. 

"Ini komitment Telkomsel untuk melayani fasilitas dasar telekomunikasi bagi warga Mandah dan menjangkau Pulau Cawan," ujar General Manager Sales Region Sumbagteng, Ihsan.

Dia menuturkan disaat pemerintah daerah kini baru mau memulai, Telkomsel justru sudah menyediakan dan merintis jalan menuju kesana yakni membantu promosi ekonomi dan wisata lewat pengadaan fasilitas jaringan komunikasi walau masih sebatas telepon. Tetapi bukan tidak mungkin hal ini akan berkembang seiring kemajuan kebutuhan sosialita masyarakat Mandah hingga internetpun bisa mengudara di langit Pantai Solop.

Namun semua berpulang kepada pemangku kebijakan yakni pemerintah daerah Inhil dan Riau umumnya. Mengupayakan bagaimana sarana dan prasarana pendukung pengembangan Pulau Cawan semakin ditambah dan dibuka. Perizinan yang mudah dan tawaran kerjasama bagi pemilik modal serta komimen bersama masyarakat untuk menerima pembaharuan menjadi syarat mutlak bagi orang asing masuk dan berminat berbisnis di wilayah wisata. 

Jalinan promosi dan jaringan dengan wilayah wisata terdekat untuk menciptakan paket wisata berantai juga sudah saatnya dipikirkan pemda guna mendongkrak kunjungan. Aneka tawaran menginap, sensasi di pulau dan makanan khas yang unik, bisa dikerjasamakan dengan menggandeng biro perjalanan wisata di Riau.

Telkomsel sejak awal telah memiliki komitmen dan tanggujawab moril untuk mengembangkan telekomunikasi dan mendigitalkan masyarakat di setiap jengkal tanah air bahkan hingga pulau terluar dan terpencil sekalipun di Riau. Itu sudah terbukti dengan didirikankan 12 base transceiver station (BTS)  tower di kecamatan Mandah sejak 2012.  Namun satu hal yang perlu diketahui untuk peningkatan kualitas jaringan hingga layanan Internet dan pengiriman data jelas perlu dukungan masyarakat dan pemerintah daerah.

Pembangunan 12 BTS yang dilakukan sejak 2012 bukan tanpa investasi besar, seperti sulitnya tim menjangkau medan area penempatan tower yang terletak di pulau-pulau dimana kala itu masih hutan belukar belum seperti sekarang. Dibutuhkan tenaga, energi dan semangat terpadu untuk demi memerdekakan pulau terluar. 

Kini apa yang sudah dirintis harusnya bisa lebih dimanfaatkan maksimal oleh semua pihak. Setidaknya sebagai satu-satunya alat komunikasi yang baik bagi penduduk setempat, pemerintahan, dan pendatang.

Selain itu penyediaan layanan telekomunikasi ini dimaksudkan agar pulau terluar NKRI bisa tetap jadi batasan kawasan terjaga dan dikirimi informasi oleh para militer lewat alat komunikasi sehingga ketika ancaman penyusup dan mengganggu kedaulatan bangsa, pencurian Sumber Daya Alam Riau datang bisa segera diatasi.

Pengoperasian BTS di wilayah perbatasan itu disebutkan operator seluler terbesar sebagai kewajiban perusahaan. Selain juga wujud nyata Telkomsel dalam melayani masyarakat Indonesia tanpa pilih-pilih lokasi dan mencari keuntungan bisnis semata.

Pembangunan infrastruktur telekomunikasi ini dapat meningkatkan ketahanan nasional, karena menunjang operasional TNI dalam berkomunikasi di darat maupun laut. Juga untuk menghubungkan masyarakat yang terluar dan tersebar di pulau-pulau dengan wilayah lainnya demi kebutuhan sosial hingga ekonomi.

Dengan kondisi saat ini pihak Telkomsel tentu tidak akan tinggal diam sampai disitu, upaya pemerintah untuk memajukan Pantai Solop dan Hutan mangrove jadi kawasan wisata menjanjikan dimasa datang akan tetap mendapat dukungan dari program mereka seiringperkembangan waktu dan kebutuhan. Sebagai upaya penunjang promosi ekonomi dan wisata Pulau Cawan.

"Iya Telkomsel masih akan terus menambah jaringan untuk di Provinsi Riau hingga daerah terluarnya," janji Ihsan.

Kini kodisi tower PT Telkomsel terus bertambah kekuatannya bahkan sudah mengoperasikan 2.250 BTS di Provinsi Riau. Untuk yang berteknologi 4G sudah ada 200 an ini dilakukan guna melengkapi kualitas layanan komunikasi operator tersebut di wilayah Riau.

"Sebelumnya sudah ada 200 BTS 4G di Riau dan kini ditambah dengan jumlah yang sama. Untuk Juni ini saja sudah on air 200 BTS 4G baru lagi khusus melayani wilayah Pekanbaru dan sekitarnya," katanya.

Layanan 4G Telkomsel di wilayah Riau  tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Pekanbaru saja, tetapi juga oleh warga kota besar di kabupaten. Diantara kota/kabupaten yang bisa mengakses signal 4G Telkomsel yaitu Sorek, Pelalawan, hingga Air Molek.

Masih ada juga kota besar kabupaten di Riau lainnya yang dapat mengakses layanan 4G Telkomsel di wilayah tersebut. Pihaknya selalu memastikan konsumen dapat menikmati layanan 4G terbaik dari kami, karena itu akan terus dilakukan peningkatan kualitas dengan menambah jumlah BTSnya.

Selain meningkatkan kualitas jaringan, Telkomsel juga memudahkan pelanggan mendapatkan produk pendukung layanan 4G.

Halaman :

Berita Lainnya

Index